Perlombaan birdwaching akan dimulai
tiga hari lagi. Tapi tim saya berencana
berangkat hari ini agar kami tidak geragapan. Ya paling nggak masih ada
waktu senggang buat jalan-jalan disana.
Jam empat sore kereta kami akan berangkat
dari stasiun gubeng. Agar tidak ketinggalan, kami berangkat dari Tulungagung
dan sampai di Surabaya jam dua belas siang.
Setelah menunggu sekitar tiga jam di
masjid dekat kampus, Mas Mumun akhirnya datang juga sambil mengoprak-aprik kami
untuk segera berangkat karena jam menunjukan
lima belas dua puluh sore. Hiaa.. setengah jam lagi kereta kami berangkat.
Satu-satunya angkutan yang harga
murah meriah adalah len. Keluar dari gang kampus, pas banget, Satu len berwarna kuning
tepat lewat di depan kami. “Pak.. Gubeng
pak..” kami segera lari ke arah len dan segera tancap gas.
Dua puluh menit kemudian kami sudah
berada dalam stasiun. Terlihat beberapa kereta sudah berbaris memenuhi jalur. Kami sampai kebingungan mencari kereta mana yang akan membawa
kami ke Banyuwangi.
Saking jauhnya
jarak kepala dan buntut kereta, kami
main serobot dari satu gerbong ke gerbong lain. (waktu itu sih belum seketat sekarang). Hihi.. seru juga sih tapi
diomeli penumpang lainnya. Sampai
akhirnya tiba pada kereta terakhir yang Kelihatannya adalah kereta yang akan
membawa kami. Dilihat dari bentuknya yang paling buruk dari yang lain yang
sudah jelas itu kereta ekonomi. Ya namanya masih siswa, tentunya milih yang
harganya murah meriah.
Satu favorit saya dari kereta ekonomi
adalah banyaknya pedagang asongan yang selalu berganti di setiap setasiun. Tak
jamin nggak bakalan kelaperan deh plus, bisa kuliner sekalian (saat itu).
Jam empat kurang sepuluh, Tuttutt..
jess..e ejesss…dan kami berangkat.
Setasiun demi setasiun terlewati.
Berhenti sebentar, ambil penumpang dan cabut lagi. begitu seterusnya sampai
kurang lebih dua puluh setasiun telah kami lewati.
Kecepatan kereta mulai melambat menandakan bahwa kereta
akan berhenti di stasiun selanjutnya. Para penumpang yang akan turun sudah
memenuhi pintu keluar. Dan kami masih enak-enakan leyeh-leyeh di bangku. Karena
ini memang setasiun yang bukan tujuan kami. Tiba di stasiun Jember.. Wushhh..
tiba-tiba semua penumpang turun. Bahkan gerbong
yang kami tempati kosong dari penumpang lain selain kami yang masih leyeh-leyeh disana.
Tiba-tiba dua orang masuk ke gerbong.
Mereka membawa sapu dan mulai membersihakan gerbong. Kami pun tak curiga karena
memang biasanya banyak tukang ngamen yang seperti itu. Setelah mereka pergi,
tiba-tiba lampu dalam gerbong mati. Lho..?? Kami mulai panik dan lari keluar.
Mencari informasi, Mas mumun menghampiri
Seorang petugas stasiun tampak di depan kantornya dan bertanya masalah kereta.
Diikuti kami yang menyusulnya. Anehnya petugas itu tambah menertawakan kami.
dan berkata ” Lho mas… Ini kan setasiun terakhir “.
Lho???? sambil kedip-kedip mengunyah informasi dan separonya baru sadar bahwa ternyata kami salah melihat jadwal kereta.
Efeknya kami harus tidur di stasiun demi mendapat kereta pagi yang membawa
kami ke Banyuwangi. Nggehhh..
To be continue
![]() |
tim Arismaduta bersama dari kakak dari UI yang sama-sama salah kereta |
itu acara kpn ?
BalasHapushehehe kalas 1 SMA.
BalasHapustapi itu masih ada lanjutannya mas. besok aku posting