TIDURNYA KERETA DI JEMBER (TN BALURAN DAY'S 1)



Perlombaan birdwaching akan dimulai tiga hari lagi. Tapi  tim saya berencana berangkat hari ini   agar kami tidak geragapan. Ya paling nggak masih ada waktu senggang buat jalan-jalan disana.
Jam empat sore kereta kami akan berangkat dari stasiun gubeng. Agar tidak ketinggalan, kami berangkat dari Tulungagung dan sampai di Surabaya jam dua belas siang.
Setelah menunggu sekitar tiga jam di masjid dekat kampus, Mas Mumun akhirnya datang juga sambil mengoprak-aprik kami untuk segera berangkat  karena jam menunjukan lima belas dua puluh sore. Hiaa.. setengah jam lagi kereta kami berangkat.
Satu-satunya angkutan yang harga murah meriah adalah len. Keluar dari gang kampus, pas banget, Satu len berwarna kuning tepat lewat di depan kami.  “Pak.. Gubeng pak..” kami segera lari ke arah len dan segera tancap  gas.
Dua puluh menit kemudian kami sudah berada dalam stasiun. Terlihat beberapa kereta sudah berbaris memenuhi jalur.  Kami  sampai kebingungan mencari  kereta mana yang akan membawa kami ke Banyuwangi.
Saking jauhnya jarak kepala dan buntut kereta, kami main serobot dari satu gerbong ke gerbong lain. (waktu itu sih belum seketat sekarang).  Hihi.. seru juga sih tapi diomeli penumpang lainnya.  Sampai akhirnya tiba pada kereta terakhir yang  Kelihatannya adalah kereta yang akan membawa kami. Dilihat dari bentuknya yang paling buruk dari yang lain yang sudah jelas itu kereta ekonomi. Ya namanya masih siswa, tentunya milih yang harganya murah meriah.
Satu favorit saya dari kereta ekonomi adalah banyaknya pedagang asongan yang selalu berganti di setiap setasiun. Tak jamin nggak bakalan kelaperan deh plus, bisa kuliner sekalian (saat itu).
Jam empat kurang sepuluh, Tuttutt.. jess..e ejesss…dan kami berangkat.
Setasiun demi setasiun terlewati. Berhenti sebentar, ambil penumpang dan cabut lagi. begitu seterusnya sampai kurang lebih dua puluh setasiun telah kami lewati. 
Kecepatan  kereta mulai melambat menandakan bahwa kereta akan berhenti di stasiun selanjutnya. Para penumpang yang akan turun sudah memenuhi pintu keluar. Dan kami masih enak-enakan leyeh-leyeh di bangku. Karena ini memang setasiun yang bukan tujuan kami. Tiba di stasiun Jember.. Wushhh.. tiba-tiba semua penumpang turun. Bahkan gerbong  yang kami tempati kosong dari penumpang lain selain  kami yang masih leyeh-leyeh disana.
Tiba-tiba dua orang masuk ke gerbong. Mereka membawa sapu dan mulai membersihakan gerbong. Kami pun tak curiga karena memang biasanya banyak tukang ngamen yang seperti itu. Setelah mereka pergi, tiba-tiba lampu dalam gerbong mati. Lho..??  Kami mulai panik dan lari keluar.
 Mencari informasi, Mas mumun menghampiri Seorang petugas stasiun tampak di depan kantornya dan bertanya masalah kereta. Diikuti kami yang menyusulnya. Anehnya petugas itu tambah menertawakan kami. dan berkata ” Lho mas… Ini kan setasiun terakhir  “. 
Lho???? sambil kedip-kedip mengunyah informasi dan separonya baru sadar bahwa ternyata kami salah melihat jadwal kereta.
Efeknya kami harus tidur di stasiun demi mendapat kereta pagi yang membawa kami ke Banyuwangi. Nggehhh..

To be continue

tim Arismaduta bersama dari kakak dari UI yang sama-sama salah kereta

2 komentar: