Hai semuanya. Selamat tahun baru 2018 ya.. Horee... Semoga di tahun 2018 ini kita semakin bertambah lebih baik dan mendapat banyak hidayah yang datang serta selalu dalam lindungan dan Ridho Yang Maha Memiliki Masa dalam setiap langkah kita. Oww ya semoga kita juga bisa mendapatkan apa yang kita inginkan yang tentunya selalu dalam Ridhonya dan diperlancar segala-galanya. Aamiin.. sedih juga tapi karena saya semakin bertambah tua.. Hikkss.. begitu juga dengan orang-orang yang kita sayangi.
selamat selamat liburan dan Tahun baru dari kami 

Betewe baswe apa kegiatan teman-teman liburan natal dan  tahun baru kemarin?? Kalau saya sih ndak kemana-kemana. Sedih ndak sih.. hikss padahal libur panjang sekali tapi sayang sedang bokek tingkat dewa. Hahaha.. Sekarang sih menurut saya bisa pulang kampung sudah merupakan salah satu liburan yang paling spesial.
Liburan kemarin yang pasti saya muleh nang ndeso, menyelesaikan project lukisan saya, ngumpul nongkrong dengan beberapa teman-teman. baik teman kerja, teman SMA ataupun group rumpi ciwi-ciwi. Wkwkw.. Sempet main sih, mungkin hanya di kota sebelah yang murah meriah. Karena libur panjang yang pastinya motor saya tidak terpakai jika saya tinggal di kosan, akhirnya saya pulang bawa sepeda motor. Ya barang kali bisa di pakai muter-muter ngubengi kutho Tulungagung.
Owya dalam perjalanan pulang dan mumpung bawa motor sendiri saya sempat mampir ke komplek makam Troloyo dan Museum Mojopahit di trowulan. Ada yang pernah mampir kesana barang kali?? Baca-baca sejarah, Syeikh Jumadil kubro merupakan kakek dari para wali songo jawa dan merupakan salah satu penyebar agama islam di jaman kerajaan Majapahit ketika masih berdiri. Mungkin informasi lebih jelasnya teman-teman bisa mencari sendiri ya. Hihihi.. karena ini hanya sekedar sharing perjalanan dari sudut pandang penulis. Hehehe..

halaman museum trowulan 

lantai batu bata 

Nah, setelah saya mengunjungi makam troloyo, mumpung satu jalan juga, saya sempat mampir ke museum trowulan.  Disebelah loket pembayaran terdapat sebuat patung arca yang sudah hilang wajahnya. Sayangnya saya ndak sempet tanya itu arca apa. Owya untuk tiket masuknya cukup 5000 untuk dewasa. Isi museumnya sih biasa benda-benda kuno peninggalan jaman-jaman kerajaan. Ada patung-patung arca, potongan relief, tembikar dan wadah-wadah kuno, keramik kuno, foto-foto candi di Jawa Timur. Nah.., dilihat dari koleksinya banyak arca-arca, relief, lingga yoni yang terbuat dari batu. Ada juga barang-barang yang terbuat dari tanah liat, nah membaca-baca sejarah sekaligus mengunjungi museum trowulan saya menyimpulkan bahwa jaman kerajaan majapahit memiliki struktur bangunan yang mayoritas terbuat dari tanah liat seperti pada dinding candi dan lantai-lantai rumah. Artinya, beberapa lingga yoni dan arca batu  yang dikoleksi museum tidak berasal dari jaman majapahit. Saya sempat tertarik dengan lantai batu bata yang konon dari jaman majapahit yang bentuknya heksagonal seperti batu paving. Hihihi.. mungkin paving saat ini terinspirasi dari lantai majapahit sama seperti tembok rumah sekarang yang berasal dari batu bata.  Museum ini didirikan oleh Henri Maclaine Pont, seorang arsitek Belanda sekaligus seorang arkeolog, serta berkat peran Bupati Mojokerto, Kanjeng Adipati Ario Kromodjojo Adinegoro untuk mengkoleksi barang-batrang peninggalan kerajaan majapahit. Yang sangat disayangkan banyak penjelasan yang kurang terhadap benda-benda koleksi seperti berasal dari jaman apa, atau diambil dari tempat mana. Tapi yang pasti untuk keperluan belajar sejarah tentang kemegahan nusantara dahulu museum ini tepat untuk dikunjungi.
Lima hari awal liburan saya hanya di rumah. Mungkin hanya masak, nonton Tv, main ke rumah emak (kebetulan rumah nenek saya dekat), ngubengi pinggir kali. Baru hari kamisnya tanggal 28 Desember saya baru beranjak keluar rumah, main ke luar kota bersama Mbak Piko dan adek-adeknya. Biar lebih keren sedikit, Padahal Cuma ke kota sebelah yang hanya tiga puluh menit dari Tulungagung. Hehehe...

pemandangan perjalanan dari desa ke desa 

tujuan utama ada dibalik gunung di depan 

kita hampir sampai tujuan 

Siapa yang sudah pernah ke pantai Prigi?? Salah satu pantai yang paling terkenal dari Kabupaten Trenggalek. Aksesnya pun juga sudah bagus dan beberapa fasilitas pantai juga lebih lengkap. Dalam satu deret wilayah di pantai Prigi, kita bisa mengunjungi beberapa pantai sekaligus. Seperti pantai Damas, pantai Cengkrong yang ada hutan mangruvenya, Pantai Prigi sebagai tempat mangkalnya perahu nelayan dan pusat pemindangan ikan dan yang terkahir pantai yang paling cantik dengan akses paling lengkap yakni pantai Karanggongso. Untuk pantai Damas dan Cengkrong saya sudah menuliskannya beberapa tahun yang lalu dan bisa di klik disini.
Karena bertepatan dengan hari libur nasional natal, tiket masuk naik dari hari biasa, Rp 10.000 per orang. Ya cukup murah sih jika dibanding liburan ke kota besar yang pemandangannya jauh kalah dari pantai ini. Hihihi.. saya sangat bersyukur banget jadi wong ndeso. Murah meriah tapi dapat mewah. Nah bisa dipastikan moment liburan, pantainya seperti lautan cendol manusia, Tapi tidak seramai pantai-pantai di Bali. Harga makanannya juga cukup terjangkau saya rasa untuk ukuran tempat wisata. Dipantai karanggonggso ini juga penyewaan ban dengan harga sekita 5-10k sepuasnya. Untuk yang suka memacu andrenalin bisa juga bermain banana boats yang dibandrol 35k tiap orang. Mumpung harga banana boatnya lebih murah dibanding di tempat lainnya, saya, Mbak Piko bersama dua adek sepupunya mencoba banana boats di atas kedalaman tiga meter. Uuuhuii lumayan seru terjungkal ke lautan air asin dan mungkin minum berliter-liter air asin. Wkwkwkw... mungkin kalau pakai kacamata renang kita bisa melihat karang-karang indah di bawahnya. Visibilitas airnya memang ndak terlalu bagus sih. Karena sudah terlalu lama di rumah jadinya naik beberapa kilo berat saya. Alhasil ndak bisa-bisa mengangkat tubuh  naik ke atas banana boat #efek kegendutan.

suasana pantainya yang ramai saat liburan 

perahu bersandar di bibir pantai karanggongso 

Mbk Piko, saya, Tyo, Rafi

siap-siap untuk ditarik lagi.. yuhuuu.. 

periode ke dua setelah saya ndak bisa naik ke atas 

setelah main babana kini giliran main ban 

pantainya ada yang berbatu dan berpasir 

saya hanya bisa moto kaki saja 

pantainya berada di teluk jadi ombakknya tak besar 

kurang lebih seperti inilah bagian yang berbatu 

sisi barat karanggongso 

Selama liburan, lebih tepatnya dua belas hari liburan, saya hanya sekali aja main keluar kota. Ya mungkin ke pantai itu. Lain hari hanya ndekem di rumah menyelesaikan project lukisan saya dan mungkin sisanya nongkrong bareng teman-teman. Tepat hari sabtunya, jadwal saya mulai dari jam sembilan pagi sampai jam sembilan malam, mulai dari kelompok ciwi-ciwi sampai nongkrong bareng temen-temen SMA. Kapan lagi ya bisa kumpul bareng mengingat semuanya sudah memiliki kesibukan masing-masing dan berapa berada di luar kota. Sebenarnya sih saya bukan tipe orang yang suka nongkrong di cafe-cafe gitu. Saya lebih suka makan soto dibawah pohon kelapa sambil menikmati keramaian desa. Wkwkw....  #soto dibawah pohon mangga tepat di depan pertigaan wisma indah enak lho ternyata. Ya.,, tapi kapan lagi ya ngumpul bareng teman-teman. bahkan dalam satu hari saya sudah pindah tempat 4x. Saya memesan satu kopi pahit (saya lupa namanya) yang akhirnya dari sekarang sakit kepala kalau belum minum kopi. Btw ada yang tau cara menyembuhkannya??  
Oww ya nanti kalau lukisannya sudah benar-benar sudah finish saya akan perlihatkan. Bisa kunjungi instagram saya di winona.andnindyara. Owya btw baswe kalau ada yang pingin jalan-jalan ke Tulungagung dan tanya tentang tempat-tempat yang bagus buat foto juga bisa hubungi saya. Terimakasih. 

terakhir kami bertemu lebaran kalau tak salah 

nongkrong di deket rumah. lumayan cantik tempatnya buat foto-foto 

sadar kamera semua sambil nyoba kamera baru arina 

bagian luar lantai dua. ada yang tahu ini tempatnya dimana?? 

Alun-alun Tulungagung 

tempat ke tiga bersama temen-temen SMA. 

tempat ke empat, makan malam yang berat dan sampai ketemu lagi