Disini rumah kita
Yang terindah di dunia
Tanah yang merdeka
Negri Indonesia
“selamanya Indonesia”
Tulungagung Adventure
Tulungagung Adventure di Reco Sewu pantai popoh

                Acara untuk hari ketiga kami di Tulungagung Adventure adalah mengunjungi Pantai Coro. Untuk episode Pantai Coro sendiri akan saya letakkan di http://inobacktrav.blogspot.com/2013/10/pantai-coro-minggu-kemarin-tepatnya.html
                Disini saya tidak akan menceritakan berita untuk hari ketiga kami, tapi saya akan menceritakan pengalaman saya di hari ketiga itu.
                Sebenarnya menurut jadwal, kita akan berangkat jam 05.00 pagi dari camp dan diharapkan sudah tiba di pantai pada pukul 07.00 sehingga bisa sarapan disana.  Namun  lagi-lagi kami mengalami sedikit kendala yang menyebabkan saya harus banting setir untuk mengambil alih acara di hari ketiga itu.
                Pukul 06.00 saya bersama Desi Susanti berangkat terlebih dahulu untuk memastikan semuanya beres termasuk administrasinya. Saya titipkan seluruh acara di camp pada Arina dan Arfi agar dikontrol dan dihandle.  Dan berangkatlah kami ke pantai dengan motor dan ngebut.
                Nah, sewaktu dijalan (benar-benar dijalan dengan kondisi motor berjalan), saya bertemu dengan Dwi  yang dibonceng  oleh temannya yang ternyata akan menyusul kami ke pantai. Wah kebetulan sekali ketemu, jadi tambah temen deh saya.
                Dan 1,5jam kemudian tibalah kami di pos portal pembayaran.  Niat hati datang pagi ingin menyelesaikan administrasi, lhadalah sudah jam setengah delapan loket belum juga dibuka. Sampai kita menunggu setengah jam kemudian pun, loket juga belum dibuka. Bahkan sudah banyak orang yang masuk tanpa perlu kena razia loket alias gratis. -_-“. Tahu seperti ini seharusnya saya memberangkatkan pasukan datang sekarang biar gratis juga.
                Sambil menunggu loket dibuka, saya dan ketiga rekan saya nyambi sarapan nasi pecel bontrottan. 
Sampai setengah jam berikutnya, datanglah seorang bapak-bapak dengan motor win berplat merah yang sesaat kemudian terdengar marah-marah ditelefon. Sepertinya lagi memarahi karyawannya karena sudah jam delapan lebih loket juga belum buka. Wkwkwk.. barulah sepuluh menit kemudian beberapa orang datang dan baru membuka loket pembayaran.
Nah disinilah saya dan dwi mulai mencoba meloby harga tiket masuk. Semula pegawai menawarkan diskon 50% tapi Dwi masih mencoba menawar agar kami digratiskan. Yang akhirnya membawa kami untuk menemui pimpinannya di pendopo agung pantai popoh.
Kata mas-mas petugas loket, bapaknya memakai motor win plat merah yang tadi pagi lewat disini. Saya bertanya apakah yang marah-marah tadi padi. Dan masnya menjawab “iya, bener mbak. ”
Buset dah, saya melirik Dwi begitu juga Dwi melirik saya. Mungkin pikiran kami sama tentang orangnya yang menakutkan. Dengan mengumpulkan semua keberanian, berangkatlah saya dan Dwi ke kantor pendopo agung.
Sesampainya di kantor kami harus bersabar menunggu karena orangnya masih menemui tamu.  Sampai menunggu waktu saya dan dwi memikirkan bagaimana caranya ngomong mengingat tadi pagi orangnya marah-marah seperti itu.
Sampai dua puluh menit kemudian barulah kami diperbolehkan masuk menemui bapaknya. Dag..dig..dug.. jantung  saya terasa mau copot. Dan…..
“Selamat pagi mbak, selamat datang di pantai popoh. Apa nih yang bisa saya bantu???” sapa bapaknya dengan sangat ramah sambil menyalami tangan kami. Sumpah saya kaget banget. Beda 180 derajad dengan apa yang saya pikirkan. Orangnya benar-benar diluar dugaan saya. Ramah berkharisma, mengajak kami ngobrol dengan santai, pokoknya seru deh orangnya. Dan hasilnyapun kami digratiskan masuk.. Hore.. ^_^
Dan saking ramahnya, saya sampai bingung bagaimana menyampaikan titipannya. Beliau menitipkan salam untuk Rector ITS karena sahabat beliau dari SD, SMP, SMA.  (wah, bapaknya ternyata satu SMA juga dengan saya. Wkwkwk). Duh pak, saya sih mau-mau aja dititipi salam. Tapi lho ketemu KAJUR aja susah apalagi ketemu REKTOR. Haduh.. 

pantai coro
Laut bebas tempat pelarungan abu
(doc. survei sebelumnya)

pantai coro
potret lain laut bebas
Ow ya lupa balik lagi di acara Tulungagung Adventure.
Alhamdulillah Arfi memutuskan untuk menyuruh anak-anak masuk terlebih dahulu tanpa menunggu saya balik ke loket. Sayapun selesai itu langsung menyusul mereka ke pantai coro. Nah setibanya di pantai, lah kok pada ndak ada anak-anak. Kemana mereka?? Dengan napas yang masih kembang-kempis saya balik berjalan lagi mencari mereka. Dan tiba ditengah jalan mereka sudah nampak jalan ke pantai. Ternyata mereka mampir dahulu di pelarungan abu. Sial saya jadi bolak-balik turun naik bukit. Capek CAh..
Tapi Alhamdulillah acara kami lancar dipantai. Diikuti penutupan Tulungagung Adventure disana. 

pantai coro saat surut airnya
(doc. survei sebelumnya)

pantai coro
kita bisa menemukan ikan-ikan cantik disela-sela karang
pantai coro
main tarik tambang bersama di Tulungagung Adventure

Pesan:
Thank’s to All, you’re the best.
I hope we can do together again.
And miss you All
               


Kita adalah  sayap –sayap sang garuda
Diatas samudra dilangit katulistiwa
Semoga namamu sampai di ujung dunia
Ceritakan semua indahnya pada mereka
                                                            ‘’Selamanya Indonesia ‘’


air terjun lawean
Air terjun Lawean with Tulungagung Adventure
Hari kedua kami dalam daftar list kunjungan  adalah  mengunjungi  Air terjun Lawean di lereng Gunung Wilis, Agro belimbing  dan belajar budaya  di Sanggar Santakasta lagi .
Saya mengawali pagi itu sekitar pukul setengah lima pagi saking dinginnya dan ndak bisa tidur. Ditambah airnya yang pasti lebih dingin membuat mata saya langsung terbuka lebar.
Sebenarnya jadwal berangkat ke Air terjun pukul 9.00. Dan ada beberapa kegiatan  untuk mengisi waktu dari pukul  07.00-09.00. Salah satunya makan pagi…….
Sedikit hambatan pagi itu membuat jadwal saya sedikit molor tiga puluh menit. Tapi akhirnya setelah hambatan selesai, saya berhasil menyusul temen temen lainnya yang  sudah berangkat  30 menit yang lalu .
 Ada 25 orang yang akan pergi ke Air terjun lawean. Mereka menunggu kami di post lawean sebagai post terakhir untuk kendaraan motor. Barulah kami mulai berjalan melewati kebun sayuran dan memasuki hutan tropis sesungguhnya.

air terjun lawean
gua tumbuhan yang harus kita lalui
(doc. survei sebelumnya)

Perjalanan kami memakan waktu 1,5 jam untuk sampai ke air terjun. Hutan wilis masih sangat alami dan jarang sekali di jamah para pelancong. Sehingga jalan setapaknya hanyalah cukup untuk satu orang. Dan semakin lama kita  berjalan suasananya akan semakin dingin , gelap dan sangat lembab karena rimbunnya pepohonan. Banyak sekali tmbuhan paku liar yang tumbuh sampai tinggi. Bahkan  ada yang mirip seperti pohon kelapa. Kamipun  harus meyerbrangi tujuh sungai yang sangat jernih airnya. Tak jarang juga tiba tiba terdengar jeritan karena digigit pacet ketika melewati sungai . Termasuk saya …..hehehe^_^.

air terjun lawean
bersama teman-teman Tulungagung Adventure menembus hutan lawean
 
air terjun lawean
jalannya juga seperti ini. tapi kita tetap ceria
(doc. survei sebelumnya)

Sebagai panitia pun saya  berjalan nomor 2 dari belakang bersama anak anak cowok yang lain. Ketika menyebrangi sungai, setiap cewek akan dipegangi  untuk menyebrang. Baik  panitia maupun peserta . Tapi tiba giliran saya , loh kok tambah ditinggal begitu saja. Kata mereka saya sudah bisa menyebrang sendiri tanpa dipegangi.                  (sial …..kalian ) -_-‘’

air terjun lawean
sungai-sungai yang harus kami sebrangi
 Bonusnya banyak banget  pemandangan sungai yang bagus untuk di foto

air terjun lawean
sungai-sungai yang begitu mempesona di sepanjang perjalanan
(doc. survei sebelumnya)

air terjun lawean
hutannya masih rimbun bukan
(doc. survei sebelumnya)


Lima  jam kemudian tibalah kami di Air terjun. Hore……^_^

air terjun lawean
tak lupa donk untuk foto bersama
air terjun lawean
seger....  langsung bisa diminum lho

air terjun lawean
siapa berani mandi??
(doc. survei sebelumnya)
Air terjun ini memiliki  tiga sap  jatuh. Dan tingginya  sekitar 20 meter. Masih dikelilingi hutan yang rimbun dan alami yang membuat airnya sangat jernih. Airpun juga bisa langsung diminum dan dingin banget tentunya.   Sterss pagi tadi paling tidak bisa lebih plong berada di sini.
Saya berharap air terjun ini akan tetap alami untuk selamanya  dan dijauhkan dari orang orang yang tidak bertanggung jawab  . Amin…….
Setelah dari air tejun  perjalanan selanjutnya adalah mengunjungi Agro blimbing di daerah Mulyoketen, Tulungagung.
Belimbing hasil kebun Tulungagung memang sudah terkenal  gedhe-gedhe, oleh karena itu  kami memasukkannya untu daftar list yang akan di kunjungi. Disana memang sudah ditunjuk pemerintah sebagai daerah wisata agro yang sebagian besar penduduknya  memiliki kebun  belimbing. Adanya banyak jenis belimbing yang ditanam kalaupun kita ingin memetik cukup rogoh kocek Rp 2000,- untuk satu buah belimbing. Mmm…… lumayan murah bukan.
Tapi saya tidak ikut ke agro belimbing karena men-handle jadwal malam saya untuk belajar seni di Santa kasta.
Singkat cerita ……..
Sekitar pukul delapan malam kami akan belajar seni  terutama (reog kendang ) di sanggarnya pak Didik. Kebetulan juga waktu itu ada beberapa ibu-ibu yang akan belajar  reog kendang untuk karnaval  17-an besok. Wah semakin tambah rame nih. Saya  baru sadar ketika latihan kaki, ternyata gerakan kakinya itu melelahkan. Wah semangat ya ibu-ibu …… semoga  rematik nya tidak kambuh. Hehehe……..^_^v

air terjun lawean
bukit-bukit sayuran yang kami lewati pulang dan pergi
Moral value :
1. Jagalah kelestarian alam. Tidak inginkan masa mendatang  kita tidak bisa melihat  sungai yang air nya jernih dan hutan yang dingin dingin empuk 
2.   Jangan buang sampah sembarangan, terutama plastik 
3.  Ayo segera belajar kebudayaan. Terutama kebudayaan daerah masing masing sebelum diklaim Negara lain .
Kalau bukan  kita  siapa lagi coba ^_^v
.

winona andnindyara
Salam lestari untuk INDONESIA