Hello semuanya selamat datang di tahun 2020…. Apa yang kalian lakukan  untuk mengakhiri 2019 kemarin?? Mengakhiri tahun 2019 kemarin saya memiliki petualangan yang sedikit memicu andrenalin.  Well. What’s that?
Indonesia di karuniai Tuhan dengan berbagai macam bentang alam. Salah satu yang paling memukau adalah tebing-tebing tinggi yang mempesona dan sangat cocok untuk memicu andrenalin. Di Pulau Jawa tebing tertinggi diraih oleh Gunung Parang di Purwakarta dan yang kedua adalah Tebing Sepikul, Gunung Sepikul, Watulimo Trenggalek.

Beauty of Sepikul Clift,
Tenda kami langsung di bawahnya 

            Mengakhiri tahun 2019 yang entah tahun apa menurut saya, saya berkunjung ke kota tetangga. Sama saja sih sebenarnya, wong  bisa ditempuh 45 menit dari rumah. Kunjungan saya ke Tebing Sepikul Trenggalek ini dalam rangka diajak oleh senior saya yang menjadi sponsor dalam reoni pemanjat tebing se Jawa-Bali yang diadakan di Tebing Sepikul Watulimo. Wah kapan lagi ya bisa dapat kesempatan mencoba tebing Sepikul dan gratis pula.
            Acara dibuka pada tanggal 30 Desember, dan saya berangkat bersama my little brother Siklud, dan mengajak Itong dan War Kami berangkat sore dan tiba di lokasi sekitar pukul lima sore menjelang magrib. Walaupun menjelang magrib, namun masih tampak beberapa pemanjat mempersiapkan tali di tebing. Woww.., tangan saya rasanya sudah berkeringat melihat tebingnya yang begitu tinggi.  Saya pernah mencoba wall climbing saja pada point ke 10 saya sudah menjatuhkan diri saking ndak kuatnya menahan beban tubuh, apalagi tebing ini. Oww ya.., ngomong-ngomong tebing ini terlihat jelas ketika teman-teman akan pergi ke Pantai Karanggongso Trenggalek, pasti akan meliwati lereng Gunung Sepikul.
            Kami mendirikan tenda  untuk bermalam, jaraknya kurang lebih dua puluh meter tepat dibawah tebing yang vertikal dan luar biasa indah. Jujur yes, ini adalah pengalaman pertama saya melihat tebing vertikal langsung yang tinggi sekali melebihi tebing di Gunung Budeg. Ada beberapa tenda juga yang sudah didirikan. Mungkin tenda para komunitas tersebut yang sudah mempersiapkan dari kemarin. Malam harinya, senior saya ternyata juga mendirikan tenda tepat disamping tenda saya bersama keluarga kecilnya. Kebetulan kami janjian bertemu langsung di lokasi.
            Esok harinya kami memang sengaja memasak lebih awal agar segera bisa bermain diantara ketinggian-ketinggian itu dan segera hengkang untuk melanjutkn kunjungan ke river tubing. Oww ya lama tidak memasak di atas kompor kecil, kali ini rasanya sesuatu banget untuk saya. Walapun hanya nasi putih telur rebus, mie instan dan sop.
Selamat datang di sepikul, Mas Munis dan istri 

lets take a trip 

Persiapan Naik Vera Ferrata

            Karena dikejar waktu dan juga kaum lemah yang bisa dipastikan tidak bisa memanjat lebih tinggi dari dua meter, hehehe…, kami mencoba panjat tebing Via Ferrata. Apa itu panjat tebing Via Ferrata?? Panjat tebing melalui besi-besi yang sudah ditancapkan di tebingnya. Jadi kayak isi streples besar terpaku di batu sebagai pijakan kaki kita. Walapun sudah ada pijakannya, ehh tapi jangan salah. Andreanalin masih dipompa. Apalagi tujuh besi pertama bisa dilepas dari tebing dan pengaman kami belum terpasang di tali. Wow luar biasa sesuatu itu.  Oww ya panjat tebing Via Ferrata ini hanya ada dua di Indonesia, pertama di Gunung Parang Purwakarta dan di sini, Tebing sepikul.
            Guide kami namanya mas andra, dia adalah anggota comunitas panjat tebing Trenggalek. Waktu itu saya sempat beratanya berapa harga panjat tebing normal jika idak ada event seperti ini ini. Dan katanya dibandrol dua rausribu tiap orang. OMG.., best moment banget kali ini rasanya. Trimakasih Gusti.
            Ow ya thanks to komunitas panjat tebing se Jawa-Bali, Basecamp Outdoor store sebagai salah satu sponsor yang mengajak kami, Itong dan war sebagai sie konsumsi kami. Hehehe. Amazing experience..
           
Look, betapa tingginya, tebing tertinggi kedua 
First Step, hati-hati karena tangga tidk tidak di lem 

fullteam, mari kita coba 

Semangat teman-teman, hati-hati menginjak besinya 

Tinggi juga ternyata 

Ayo klud pasang karabiner di tali yang benar 

Akhirnya kita sampe juga, dipertengahan 


pingin tak lepas bentar rasanya ni tangan 

lagi dung fotonya kurang banyak tadi.