mercusuar banggkalan
mercusuar di Bangkalan
Bagi pecinta wisata belanja, Saya rasa berburu batik Madura bisa menjadi pilihan. 
Kenapa saya bisa katakan demikian.?? 
Pertama, Indonesia sudah terkenal Batiknya hingga seantero dunia. 
Kedua, Setiap daerah memiliki ciri khas batik sendiri. Dan salah satunya Madura
Ketiga, yang paling membuat "ngiler" para pecinta belanja adalah harga yang relatif murah dibandingkan batik tulis dari daerah lain. Batik tulis asli dari daerah pamekasan hanya dibandrol harga 50.000-70.000 dengan aneka pilihan warna.
Yang khas dari batik madura adalah warnanya yang "ngejreng" alias cerah banget dan coraknya kontras. 
tapi itulah yang membuat batik madura memiliki ciri tersendiri. 

Berawal dari ketidaksengajaan, saya pergi melancong bersama mbak Susi (kakak kost) ke Madura yang hanya ditempuh 45 menit dari Surabaya via TOL Suramadu.
Tempat yang pertama kami kunjungi adalah menara mercusuar  peninggalan Belanda yang terletak di Kabupaten Bangkalan. Saking penasarannya saya akan tempat itu, dengan modal nekad dan sebenarnya sedikit rasa takut menjajakan kaki di Madura dan ditambah tidak tahu jalan, kami memberanikan diri berangkat. Hanya berbekal petunjuk jalan. dan sedikit bertanya pada beberapa orang, Alhamdulillah akhirnya kami sampai di Mercusuar itu. 
Ya.. Mercusuar ini berdiri dengan 23 lantai. Dari atas mercusuar kita bisa melihat pemandangan laut (lebih tepatnya selat antara Madura dan Surabaya).
Akses menuju tempat ini sebenarnya sedikit sulit karena tidak ada petunjuk sama sekali. Apa lagi tempatnya yang terpencil dan di kelilingi mangruve dan hutan.Untuk biaya masuk akan ditarik 2000 untuk masuk di wilayah halaman dan 8000 unuk masuk di dalam mercusuar. 
(Tip buat kalian kalau ingin kesini adalah beranilah bertanya dan hati-hati ya.)
Pulangnya kami mampir di beberapa toko untuk membeli batik Madura. Di sepanjang jalan dari arah Suramadu sampai kota Bangkalan,  berjajar toko yang menjual batik Madura. Mbak Susi mengajak saya mampir karena dia sangat ingin membeli batik yang berwana "orange" yah..
Toko yang pertama menawarkan harga 70.000 asli batik tulis. mmm.. Menurut saya bagus sih batiknya. seperti ada kesan tiga dimensinya. Tapi karena menurut mbak susi terlalu mahal. dia hanya membeli satu. 
 kemudia kami mampir kembali ke Toko berikutnya. Dan ternyata toko kedua menawarkan harga 50.000 dengan ukuran yang sama dengan toko yang pertama.

mercususar bangkalan
pemandangan dari dalam mercusuar

mercusuar bangkalan
mbak susi, pegangan lho ya..


mercusuar bangkalan
Me. diatas puncak mercusuar
mercusuar bangkalan
rimbunan mangruf dan perahu nelayan 

mercusuar bangkalan
sunset dari atas mercusuar



puncak mahameru
Foto dipuncak mahameru bersama sepuluh teman saya


Seharusnya cerita ini saya tulis setelah "Mahameru Part II Kalimati". Tapi karena kedisikkan (keduluan) traveling ke Blitar dan seterusnya. Jadinya saya sempet nulis sekarang. (^_^v
Well... lanjut ya ceritanya.
 Setelah kami tiba di Kalimati, dibeberapa sudut sudah nampak banyak tenda berdiri.  Kalimati merupakan post camp terakhir sebelum pendaki melajutkan pendakian  ke puncak. Dan  sebenarnya merupakan tempat terakhir yang boleh di daki. Seharusnya. 
Setibanya, kami segera mendirikan tenda kami. Tepatnya diantara pohon-pohon cemara. Setelah tenda berdiri, beberapa teman mengambil air di Sumber Mani. (sumber airnya disana)

kalimati
tenda-tenda kami mulai dipasang.
 Saya ceritakan saja ya bagaimana menurut saya Kalimati itu. Kalimati itu mirip seperti bekas sungai yang lebar banget tapi tidak ada airnya. Ditengahnya  ditumbuhi semak belukar, tundra dan edelweis. Dihimpit oleh dua daerah yang ditumbuhi cemara disekitarnya. Dari sini kita bisa melihat puncak Mahameru dengan sangat jelas (kalau cuaca mendukung).  Karena diatas ketingian 3000mdpl disini sangat dingin sekali. 
Nah, karena terlalu panjang kalau nanti saya tulis, saya singkat saja ya

kalimati
Ini. pemandangan dikalimati
. Ok.. Malam harinya kami breafing untuk perjalanan ke puncak. Mengingat perjalanan saya kesini yang merepotkan banyak orang, teman-teman sangat ragu membawa saya. Tapi memang saya dasarnya yang nduableg (bandel), saya tetap memaksa ikut ke puncak. Hehe... ^_^v. Dan dengan berat hari mereka membawa saya.
Well.. jam 11 malam kami mulai mempersiapakan diri.  Baju berlapis-lapis, jaket, kaos kaki, salon pas, sudah tertempel semua dibadan. Semua anak cowok memakai sepatu yang memang seharusnya wajib dipakai. Tapi Oonnya saya yang nggak bawa sepatu da hanya memakai sandal gunung dengan kaos kaki yang tipis diantara dinginnya hawa saat itu.
 Bersama puluhan pendaki lain, kami mulai menapakkan kaki kembali menembus tanjakan-tanjakan dan hutan lereng puncak Mahameru.
Detik-detik pertama perjalanan masih lancar. Detik-detik berikutnya... Lho kok semakin ngos-ngossan? lho kok semakin deres hujannya?? Dan.. Tara.. hujan sangat amat deras  mengguyur kami. Medan yang saya rasa parah tanjaknya, semakin  terasa sulit berkat hujan deres yang mengguyur. (Horee..). Ditambah lagi saya yang semakin merepotkan banyak orang karena dikit-dikit harus Break. (^-^). 
Well.. Alhamdulillah sekitar jam setengah dua kami tiba di Arcopodo. Daerah yang paling datar diatara tanjakan-tanjakan.
Kenapa disebut arcopodo?? konon katanya disana ada arca (patung) dua buah yang hanya orang tertentu saja yang bisa melihatnya. (magic banget). .Alhamdulillah, bisa istirahat meskipun hujan semakin dekat dan dingin semakin menjadi karena angin yang semakin kencang. 
Dimana ada dingin disana ada hipotermia.  Dan benar saja, seorang dari rombongan lain (kalau ndak salah anak ITS jurusan Arsitek) terkena hipotermia berat bahkan sudah tak sadarkan diri yang akhirnya dibawa rombongannya kembali turun ke Kalimati. Melihat kondisi dan cuaca parah, beberapa rombongan lain juga memutuskan tidak melanjutkan perjalanan ke puncak dan kembali ke Kalimati. 
Well.. Disisa akhir yang  melanjutkan perjalanan  adalah sepuluh orang kelompok saya dan tiga orang dari teknik industri ITS.
Ok.. detik-detik pertama perjanan masih lancar. dan Kini kami memasukki area pasir Mahameru... Semangat saya mulai berkobar kembali karena  semakin dekat dengan puncak Mahameru. Tapi jangan salah disinilah pendakian sebenarnya dimualai. (^_^). 
 Ayo.. Mahameru. I'm coming. Sekitar satu setengah jam kami menaklukkan pasir-pasir mahameru yang menyebalkan. Bagaimana tidak?? Orang sekali diinjak, pasirnya langsung mlorot lagi. kalau diumpamakan naik satu langkah turun dua langkah. Sebelkan?  Apalagi angin semakin kencang  dan pasirnya sedingin es..
Kata teman-teman, kami hanya kurang melangkah  sekitar lima ratus meter saja. Ok... Ayo semangat. 
Tapi lama-lama saya merasa kok tidak sampai-sampai sih?? "Katanya lima ratus meter tapi kok, udah empat jam belum ada tanda-tanda puncak.??" Yang ada masih kedip-kedip senter pendaki lain yang kayaknya juga masih jauh didepan. 
Dan disini keputus-asaan saya mulai kambuh lagi. Saya mulai ragu melanjutkan perjalanan. Sedikit-dikit mulai break. Apalagi ditambah mata yang ngantuk, capek yang membahana, Lapar yang sangat merajalela dan dingin yang sangat menusuk tulang.
Ditambah lagi, salah seorang teman saya  "Kurang lima ratus meter yang ternyata satunya  ilang". Paham maksudnya?? Ya yang sebenarnya kurang 1500m lagi. JEdengggg... tambah semakin down saja saya.
OK.. meskipun dikir-dikit saya harus break. Tapi semangat saya masih tetap kuat dan yakin saya pasti bisa mencapai puncak. Disanalah saya bisa melihat kerakter teman-teman yang lain. Mana yang benar-benar baikda mana yang egois. Dan matahari mulai menampakkan wujudkan di ufuk barat. Alhamdulillah dingin sedikit menghilang berkat matahari. Tapi sisi negatifnya, medan semakin tampak jelas sulit dan masih sangat  jauh.

puncak mahameru
mentari yang mulai menampakkan diri dilereng 

Ok.. saya kembali lagi merangkakkan kaki (udah ndak sanggup lagi berjalan). Saking asyiknya merangkak, saya tak sadar telah mengambil jaur yang salah. Alhasil.. saya terjebak pada posisi yang sangat amat membahayakan jiwa dan raga. Ya.. pasir yang saya injak longsor dan menyeret tubuh saya. Sambil terseret longsor, segera saya berteriak kebingung. Dan tepat dibawah saya ada teman saya, Salman. Dia berusaha menahan tubuh saya agar kita tidak terseret lebih jauh.  Secepat kilat saya raih batu-batu dan pasir-pasir yang ternyata juga masih longsor.  Yang kemudian  menyeret kami kembali. Dan saya bersyukur tangan saya nyantol pada  pasir-pasir itu. Dengan kemiringan lebih dari 45 derajat. Saya hanya bisa diam menunggu pertolongan kalau tidak ingin keseret lebih jauh dan bahkan menatap batu-batu yang mengerikan dibawah.
Ok.. posisi paling genting dan sangat berbahaya. Salman ditarik oleh pendaki lain dan dia selamat. Dan kini tinggal saya bertahan dan tidak bisa bergerak sama sekali. Salman dan orang baru lagi mengulurkan tangannya pada saya. Tapi, kurang 5cm lagi, tangan saya tidak bisa menggapainya. Alhasil. Saya terseret turun kembali. (sumprit, kayak di film-film yang didramatisir. Tapi ini beneran lho..). Singkat cerita akhirnya saya ditarik dua orang itu dan selamat dari maut. Alhamdulillah.
Saya singkat lagi ya.. Karena Saya memutuskan untuk ditinggalkan sendiri oleh teman-teman karena saya sudah terlalu merepotkan mereka.  Ok.. Dan sekarang saya sendiri dengan kondiri teller hamper ndak sadar diri kaena sangat amat terlalu capek.  Tapi saya masih tetap yakin dan berusaha merangkak-rangkak sebisa mungkin .. Dan Alhamdulillah. Saya bisa melihat bendera merah putih berkibar didepan mata. Dipuncak Mahameru. 3676mpdl. Horeee..

puncak mahameru
saya dipuncak MAhameru.. ^_^
puncak mahameru
pemandangan dari puncak mahameru (foto by winona

puncak mhameu
puncak gunung arjuno dan welirang juga nampak dari puncak mahameru


 Moral Value From This Story:
1.      Yakinlah bahwa kamu bisa melakukannya.
2.      Niat yang kuat dan perjuanga pasti akan membawa hasil
3.      Jangan pernah menyepelekan orang / memandang orang sebelah mata.
4.      Jangan sombong diri, karena kukuasaan Tuhan lebih besar.
5.      Saling tolong-menolonglah dengan sesama.
6.      Dan bersyukurlah selalu atas kesulitan dan kemudahan yang telah dberikan Tuhan.. (^_^)

Thank To:

1.      Syukur Alhamdulillah pada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan pada saya untuk menjajakkan kaki di bumiNya.
2.      Teman-teman yang telah bergotong royong. Menggeret, memberi semangat, dan membawa saya sampai kita bisa menggapai puncak bersama.. Trimakasih banyak ya.. dan saya berharap semoga kalian tidak kapok.. Dan maaf kalau saya banyak merepotkan. (^_^v)