Hari kedua kita di Gili ketapang kita mulai dari mengambil foto Sunrise sekalian mencoba GoPronya Bang Andi yang baru beli kemarin sebelum berangkat dengan mode timelapse. Kita ambil sunrise di pelabuhan sekalian yang dekat dengan homestay. Dan saya baru sadar ternyata timelapse itu diambil dari banyak foto dengan durasi sekian detik. Haduh.. itu yang memakan banyak banget memori. Untuk membaca postingan di hari pertama bisa di klik disini

Gambar diambil mulai dari warna langit hitam yang hanya tampak bulat sabit dan bintang-bintang yang sedikit demi sedikit sinar-sinar merah muncul diufuk timur. Sumpah itu spektakuler pake banget. Kami menunggu sambil jongkok menjaga keseimbangan tongsis ehh monopod agar stabil dalam mengambil gambar. Setelah tiga puluh menit kami jongkok menunggu matahari muncul yang ndak muncul muncul, kami menyerah dan mengira mataharinya sudah muncul dan terhalang awan. Tapi lima menit kemudian setelah kami berdiri, Duengg..  matahari yang sebenarnya mulai muncul yang pemandangannya spektakuler abis. Perlahan lingkaran berwarna merah itu bergerak naik menembus horizontal.  Segera kami membuka GoPro untuk diambil gambarnya. Ya walapun telat sedikit. Hahaha..

warna kemerahan mulai terlihat di horizontal 

sinar-sinarnya mulai membesar 

langitnya sudah tidak terlalu gelap 

ada perahu yang sempat lewat

mataharinya sudah muncul
Setelah hunting sunrise dipelabuhan, kami memutuskan jalan-jalan ke pantai paling barat (spot snorkeling yang kemarin) karena belum sempat hunting foto narsis yang banyak disana. Hahaha. Sambil jalan-jalan menembus rumah-rumah penduduk yang sangat berdempetan dan kambing-kambing yang berkeliaran di jalan, perut saya rasanya keroncongan di sepanjang jalan. Bagaimana tidak, aroma gorengan yang berterbaran apalagi dinikmati pagi hari pasti enak sekali.

Sampai di pantai ekor barat, ehh, beje busyett pantainya sudah ramai, pake banget. Banyak tenda-tenda yang sudah berdiri yang kemarin kami lihat masih sepi. Di pantaipun juga sudah banyak yang narsis. Pagi itu anginnya luar biasa kencangnya sampe kerudung kami para cewek berterbaran. Pemandangannya gunung bromo dan puncak semeru, gunung argopuro dengan langit dan laut berwarna biru. Sempurna sekali.

Setelah narsisnya dirasa cukup, kami segera balik ke homestay untuk persiapan pulang. Karena rencananya kami bakalan balik pukul  9 pagi. Oww ya coba tebak sarapan pagi kita apa?? Alhamdulillah bukan ikan lagi. Hahaha. Kali ini nasi pecel yang ada bakwan jagungnya. Tapi rasa bakwan jagungnya agak beda, kayak ada ikan-ikannya gitu. Duh jadi ingin bakwan sambil nulis ini hahaha.


suasana jalan diantara rumah penduduk

semedi di padi hari. 

foto bareng dipantai duh silaunya

belum foto sama logo belum sah rasanya

ini ciwi ciwi pada ngapain ya

maap bang fotonya tak pinjem sebentar hahaha (ketahuan jomblo dah)


Oww ya untuk sekedar pengetahuan aja ya. Disana ada sinyal kok. Saya lihat beberapa tower sudah ada. Tapi disana tidak ada ATM jadi persiapkan uang tunai sebelum menyebrang. Air tawar diambil dari PDAM lewat jalur pipa laut. Untuk listriknya masyarakat menggunakan pembangkit listrik tenaga diesel yang tiap malam akan terdengar bunyi dieselnya. Masyarakat sana adalah suku madura jadi bagi orang yang yang ndak bisa bahasa madura pasti ndak ngerti apa yang diomongin.

Setelah sarapan dan packing selesai, sekitar jam 9 kami menuju pelabuhan untuk pulang ke Surabaya. Wahh.. ini merupakan pengalaman yang baru bagi saya dan benar-benar sangat menarik. So, bagi temen-temen semua ayo segera angkat ransel kalian untuk mencoba pengalaman baru. Salam traveling dan sampai ketemu kembali di cerita selanjutnya.


suasana tepi pantai di pagi hari 

selamat jalan Gili semoga suatu saat saya bisa main kesini lagi 



Hallo semuanya. Pertama-tama saya ingin  Selamat Ulang Tahun buat Indonesia yang ke 72. Dirgahayu Indonesia. Semoga Indonesia tetap menjadi negara yang cantik dan Indah selalu, bebas sampah, tetap asri dan alami serta bangsa yang tetap memiliki karakternya. Aamiinn.
Oww ya ngomong-ngomong untuk merayakan tujuh belasan kemarin apa yang kalian lakukan?. Biasanya sih banyak pendaki yang merayakan tujuh belasan di puncak gunung. Dan bisa dipastikan banyak gunung yang ramai sekali. Kebetulan juga tanggal 17 Agustus kemarin jatuh di hari kamis jadi yang hari sabtunya libur sekalian cuti. Lumayan banget untuk liburan.

Kalau saya kemana ya kemarin?? Saya sih tanggal tujuh belasnya tidak kemana-mana. Tapi hati saya sudah berdebar tidak sabar untuk segera pergi tanggal 19 ke Gili Ketapang. Hayo siapa yang sudah pernah ke Gili Ketapang?? Kalau saya sih belum jadi rasanya tidak sabar aja.  Hahaha..
Apa sih sebenarnya gili ketapang? Mungkin yang sudah pernah ke gili-gili yang lainnya pasti sudah bisa menilai sendiri. Pulau tersendiri yang sebenarnya sedimen dari pasir ditengah laut. Gili Ketapang kebetulan berada di Kabupaten Probolinggo. Jadi kalau ingin ke Gili kita harus menyebrang mengunakan perahu kecil dari pelabuhan Tanjung Tembaga.

Gili Ketapang
suasana di Pelabuhan Tanjung Tembaga Lama

persiapan akan berangkat

wah siapa itu ya 

wah ternyata saya. (edisi beda pake kerudung)
ayo kita berangkat

Kapal kita mulai berangkat 

Gili Ketapang
siap berangkat ke Gili Ketapang


Kali ini saya akan bercerita bagaimana cara kita kesana.  Perjalanan kami mulai dari Surabaya dengan menggunakan kereta api Probowangi. Ow ya tiket kereta api PP kemarin totalnya Rp 60.000,- . sampai di stasiun kami naik angkot Rp 5000,- . kalau naik becak biasanya Rp 15-20 ribu tergantung tawar menawarnya. Kebetulan kami berangkat bertujuh, jadi ada angkot yang mau mengantarkan kami ke pelabuhan Tanjung Tembaga. Sampai di pelabuhan kami sarapan dulu sambil menunggu kapal yang akan menyebrang. Btw rasa nasi pecelnya enak banget disana, mungkin karena perut saya sudah lapar ya. Hahaha. Ow ya untuk menyeberang tarifnya Rp 10.000,- per orang kalau kalian tidak ikut paket tour wisata. Kemarin sih kami ikut paket tour jadi bayar Rp 150.000,- sudah termasuk tiket menyeberang, homestay, makan3x dan snorkeling.

Gili Ketapang
wah Gilinya sudah dekat 

Gili Ketapang
turun dari perahu pakai tangga

Gili Ketapang
menjejakkan kaki di Gili ketapang

Gili Ketapang
perahu-perahu nelayan berjejer di pantai

Gili Ketapang
ada nelayan juga sedang memperbaiki perahu

Gili Ketapang
just taken from my camera

Perjalanan dari pelabuhan ke gili kira-kira setengah jam dengan perahu kayu kecil. Mendekati gili, warna lautnya sudah mulai berubah hijau bening yang terlihat karangnya dibawah. Saya kegirangan rasanya melihat airnya yang bening. Tak sabar ingin segera menceburkan diri. Sampai di Gili Ketapang, lebih tepatnya ekor bagian barat yang berpasir putih dan luas banget (lihat saja di Google earth, Pulau gili Ketapang) rasanya sudah pingin nyebur saja. Warna pantainya ciiamik. pasirnya putih tapi tak terlalu lembut sebenarnya, lautnyanya menawan, gradasi hilau muda ke biru tua membuat saya terpana. Waktu itu hari Sabtu jadi tak terlalu ramai. Beberapa perahu nelayang dan penumpang nampak di tepi pantai. Beberapa pengunjung yang sudah snorkeling juga terlihat. Sambil nunggu air laut agak surut kita nongkrong di gubuk-gubuk yang sudah disediakan di tepi pantai. Katanya mas Guide dulu tempat itu merupakan tempat menjemur ikan. Oww ya Btw ini adalah trip pertama kali saya bersama temen-temen dari kantor. Inipun juga diajak sama bang Andi yang bingung nyari temen kesana. Hahaha. Thanks bang, semoga nggak kapok ngajak saya.

Gili Ketapang
Selamat Datang di Gili Ketapang

Bersama teman-teman yang lain

Gili Ketapang
ini tim cewek yang ikut, dari kiri Mbak Pipa, Mbak Pin dan saya


foto lagi buat nambah-nambahi memori 

Kira-kira jam setengah sebelas siang setelah ombak laut tidak terlalu besar kami mulai bergegas untuk naik ke kapal bersama pelampung dan peralatan snorkeling. Sejujurnya ini adalah pertama kalinya saya snorkeling. Hahaha (malu banget rasanya). Dan saya agak bingung ketika memakai selangnya yang dimasukin ke mulut. Rasanya juga ndak enak karena mungkin itu sudah dipakai orang banyak. Hyyuuhhh..

Sampai di tengah pantai, saya langsung terjun aja dari perahu, tak lupa bersama pelampung.   Spot Snorkeling tidaklah jauh dari Gili. Mungkin sekitar 50m dari bibir pantai. Kedalamannya yang dipilih sekitar 3-2 meter. Wahh.. saya rasanya masih terhanyut oleh pemandangan bawah lautnya. Ada ikan warna-warni seperti Nemo dan Dori dalam film Finding Nemo dan banyak lagi ikan berwarna lainnya. Sebenarnya tidak semua permukaan bawah laut tertutup karang yang banyak ikan. banyak juga karang yang rusak mungkin karena terkena jangkar perahu. Tapi bagi saya ini merupakan pengalaman yang exciting banget dan mantab abiss (harap maklum ya karena baru pertama kalinya snorkeling) Hahaha.

Gili Ketapang
. Btw ada tangannya mas Guide dibelakang yang mendorong saya masuk kebawah

Gili Ketapang
ini spot pertama kami menyelam

Gili Ketapang
cantik bukan, karangnya maksudnya

Gili Ketapang
maap ya saya banyak upload foto haha

asin nelan air laut

ini dipermukaannya 

Gili Ketapang
menyelam bareng bang Andi

Gili Ketapang
ini kupersembahkan untuk kalian 

Gili Ketapang
lihat ada ikan yang bersembunyi diantara karang 

Yang membuat saya tambah ketagihan adalah kami ditawarkan foto dibawah laut dengan didorong mas-mas Guidenya ke dasar laut. Mungkin kalian juga sudah tahu kalau jika ingin menyelam ke dasar butuh tenaga yang super besar. Apa lagi bagi saya yang kemampuan renangnya hanya sebatas kolam renang yang tidak mungkin bisa menyelam sampai bawah.  Sumprit itu membuat saya tambah ketagihan. kata Bang Andi pun jarang-jarang juga ada yang seperti itu.

Kami ditawarkan dua spot untuk snorkeling. Jaraknya sih cuma beberapa meter saja diantara dua spot, hanya beda kedalamannya saja. Spot pertama kira-kira kedalamannya tiga meter. Kata temen-temen lebih bagus dari pada spot kedua. Tapi bagi saya sama aja. Yang penting foto saya bagus artinya tempatnya bagus. Hahaha. 

Banyak hal yang membuat saya tercanga, pertama kali didasar laut, duh telinga saya rasanya budeg yang mungkin diakibatkan oleh tekanan. Tapi Woww banget pemandangannya , tidak mengecewakan, ya walaupun ndak terlalu jenih airnya. Yang lucu lagi, teman saya namanya Mbak Pin dia bisa nyelem Lebih lama daripada saya. Padahal dia tidak bisa berenang. Saya sama Bang Andi sama mas-mas Guide sampai khawatir diatas, "ini ndak papa kah anaknya?". Ternyata katanya dia nunggu dipanggil baru melepaskan pegangan. Haaduhh (tepok Jidad). 

Oww, maap ya kalau ada foto saya yang kerudungnya lepas. Hahaha. Oww ya tips penting nih bagi para hijaber agar kerudungnya tidak lepas atau masih tertutup, jangan lupa pake ciput atau lapisan dalam kerudung. Bisa juga pake slayer segitiga yang biasanya biar penutup hidung. Itu sangat rekomended buat daleman kerudung apalagi jika akan berenang atau menyelam. Kemarin saya memakainya di spot kedua dan kerudung saya aman.

Gili Ketapang
spot snorkeling kedua

Gili Ketapang
harus cepet-cepet sebelum ngambang naik 

Gili Ketapang
yaps sudah mulai naik kakinya 

Gili Ketapang
tiga ceweknya masuk ke dasar 


Habis puas berenang, kami makan siang dengan menu ikan bakar. Wenakk.. ikannya benar-benar rasa ikan tanpa bumbu lainnya langsung dibakar dan ditemani sambel. Juara benar enaknya apalagi tempatnya pas. Saya bingung sendiri kalau bakar ikan dirumah aja saya ndak doyan. Lha kok disini saya sampai nambah.

Setalah makan, kami menunggu waktu dijemput ke homestay sambil leyeh-leyeh di gubuk-gubuk tepi pantai. Anginnya benar-benar kencang banget sampai gubuknya terayun-ayun. Saya agak sedikit khawatir ya, takutnya nanti masuk angin. Hehehe.

Oww  ya sebenarnya Gili Ketapang merupakan pulau yang sudah dihuni banyak penduduk. Kira-kira dari ujung barat ke ujung timur sekitar 2 Km. Disana pun juga terdapat situs keramat Goa Kucing. Menurut cerita yang berkembang tempat ini sebenarnya merupakan petilasan Syech Ishap, dia adalah Penyebar Agama Islam, yang pernah singgah dalam perjalanan dari Gresik menuju Blambangan, Banyuwangi. Mengapa dinamakan gua kucing?, konon karena di gua ini pernah disinggahi syech Ishap ini hidup bersama ribuan kucing.

 Disini juga banyak sekali kambing berkeliaran bebas. Bahkan poopnya kambing juga bertebaran bebas. Hahaha, Jadi hati-hati ya kalau melangkahkan kaki. Kata mas Guidenya kambing disana dibiarkan berkeliaran bebas karena memang tidak ada lahan. Kendaraan yang dipakai hanya sepeda motor dan jalan utamanya hanya selebar dua meter.  Saya kasihan melihat kambingnya kurus-kurus, mungkin karena tidak ada rumput disana.

Kebetulan homestaynya dekat dengan pelabuhan, jadi kami berburu sunset sore harinya dipelabuhan. Coba tebak menu makan malam kita apa?? Yang jawab ikan dapat 100 tapi maap tak dapat ikan bakarnya. Hahaha. Menu malamnya masih sama dengan makan siang, ikan bakar segar pake sambal.


 Bersambung ..... 
 Untuk membaca postingan hari kedua bisa di klik disini 


Gili Ketapang
kita makan sama ikan bakar


Gili Ketapang
lihat kaki saya langsung belang. 


hunting sunset di dermaga 

perahu perahu di dermaga pelabuhan 
matahari mulai bersembunyi dibalik awan 
jalan menuju kapal 






Sebenarnya kalau mau mencari masih banyak pantai tersembunyi di Kabupaten Tulungagung. Yang keluar masuk hutan, naik turun bukit, atau bahkan yang jalannya sama sekali belum ada. Apa lagi kalau hutannya sudah terpotong semuanya, mudah sekali lihat pantai yang tersembunyi. Ya, akhir-akhir ini hutan di pesisir selatan Tulungagung yang dulunya benar-benar masih lebat, bahkan masih banyak burung-burung endemik sekarang sudah padang jingglang hilang semuanya. Saya masih inget ketika saya kelas dua SMA sekitar 7th yang lalu, kami harus melewati hutan yang sangat panjang dan rimbun untuk latihan bridwaching di salah satu pantai di Tulungagung. Tapi sayang, minggu kemarin saya kembali lagi ke pantai tersebut, sudah hilang semuanya. Hanya tersisa tanah berbukit yang panas tanpa tumbuhan. Sebenarnya yang saya pikirkan, buat apa sih hutan yang hijau, rimbun dan sejuk ditebangi, apakah ini karana faktor “U”??

pemandangan di jalan mungkin akan seperti ini
ini dulu kanan kirinya masih penuh dengan pohon


sekarang sudah hilang tak tersisa
sampai samudra luas terlihat tanpa terhalang pohon
Ya minggu kemarin, saya pergi main kepantai. Itupun juga saya ikut adek saya dalam rangka acara PA. Arismaduta. Baru kali ini saya baru tahu ada acara revitalisasi. Jaman saya waktu dulu ndak ada. Acaranya di pantai, kebetulan pantaianya belum pernah saya kunjungi. Kalau waktu latihan birdwaching dulu saya pergi ke pantai Gerangan dan pasir putih. Sedangkan acara kali ini pantai tetangga Pantai Brumbun dan pantai Sawahan Ombo. Eh BTW saya kemarin ketemu cangak abu di pantai brumbun. Pantai Sawah Ombo pun sepertinya sedang banyak di posting di Instagram. Apalagi sekarang bisa diakses dengan motor langsung di depan pantai. Ya walaupun jalannya masih setapak dan becek jika hujan karena hutannya sudah banyak hilang.

pantai Brumbun
banyak perahu terparkir di tepi Pantai Brumbun 
pantai Brumbun
ya seperti inilah suasannya 

pantai Brumbun
perahu nelayan di Pantai Brumbun
pantai Brumbun
dan masih banyak lagi
Kalau kalian pingin kesana, cari aja arah ke Pantai Brumbun. Terus tinggal naik bukit disebelah barat Pantai Brumbun, ikuti jalan dan sampai deh. Hati-hati kesasar kayak Emon kemarin karena banyak jalan bercabang didalamnya. Saya kira pantai Brumbun itu deket. Ehhh, Hajigur ternyata panjang banget masuk mantan hutan yang sudah padang jingglang dan jalannya berlubang. Yang saya nggumun kok ya ada ya penduduk yang bermukin di depan pantai Brumbun dengan akses jalan yang seperti itu, juaraa..  Pantai Brumbun itu berada dalam teluk, jadi ombaknya tak sebesar pantai selatan yang langsung berhadapan dengan samudra. Banyak nelayan juga disana. Kemarin saya melihat ikan layur pada di jemur. Wah ngomong-ngomong ikan saya kok jadi pingin makan sambel ikan asin ya sambil nulis ini.  
pantai Brumbun
muara sungai menuju ke laut


pantai Brumbun
saya menemukan cangak abu dibalik kayu itu 
pantai Brumbun
Emon
pantai Brumbun
diatas jembatan muara
pantai Brumbun
teluk brumbun jika dilihat dari tas bukit

pantai Brumbun
jalan diawal perjalanan. btw itu menanjak lho ya
Kalau ngomong-ngomong masalah pantai, ya seperti pantai pada umumnya. Berpasir, berombak, pantainya berwarna biru. Eh kalau pantai Brumbun pasirnya berwarna coklat, airnya berwarna keruh, mungkin karena di teluk ya, terus banyak perahu nelayan disana. Banyak juga motor cross yang latihan di pantai. Tapi ternyata pantainya tak sepanjang Pantai Dlodo. Kalau Pantai Sawah Ombo ternyata tak se-Ombo namanya, bahkan tak ada sawahnya disana atau mungkin tahun-tahun kedepan ya, Hahaha. Pasirnya putih dan halus banget, seperti pantai coro mungkin atau lebih halus lagi. Ombaknya lebih besar dan warna airnya lebih jenih, lebih biru dari pada pantai brumbun saya rasa dan yang pasti masih sepi pengunjung. Tak ada yang jualan makanan atau minuman disana. Dan saya harap akan seperti ini seterusnya. Jadi akan tetap selalu bersih. Ya mungkin sampah daun atau sampah yang terbawa laut yang banyak ditepi pantai. Sekaligus acara kemarin itu bersih-bersih pantai dari sampah. Sayang, saya belum sempet mencoba ciblon di laut. Dan sepertinya enak banget apa lagi kalau siang hari ya resikonya kulit langsung gosong.

pantai sawah ombo
welcome to Sawah Ombo
pantai sawah ombo
Pantainya pasirnya berwarna putih 


pantai sawah ombo
motornya bisa smapai di tepi pantai

Ohh ya BTW kemarin itu ada yang janggal saat di Pantai Sawah Ombo. Tiba-tiba seorang anak mendekati tas kami. Saya sebentar mengamatinya dan berlalu. Mungkin salah satu anak dari desa sebelah yang sedang bermain di pantai pikir saya. Nah saat kami packing pulang, anak itu ditanyai salah satu anggota kami, kenapa dia bermain sendiri di pantai ini. Ternyata jawabannya sungguh membuat hati kami menjadi ironi. Namanya fajar, dia biasanya tinggal di gubug depan Pantai Sawah Ombo sendirian. Katanya orang tuanya sudah meninggal tahun 2014. Kadang dia tak makan karena tak punya uang. Uang hanya didapat dari hasil parkir yang itupun juga jarang di hari minggu apalagi bukan hari minggu. Makanan dan pakaian diberi dari orang. Yang mebuat saya ironi kok ya berani hidup sendirian di tengah hutan. Lampu hanya menggunakan cahaya bulan kalau malam hari. Waktu itu kami tanya dia belum makan sekali. Kira-kira umurnya 15thnan. Dia sendiri juga tidak pasti tentang umurnya. Yang lebih ironi lagi, katanya rumahnya yang berada dipantai sebelah telah dibakar oleh penduduk. (saya sih kurang yakin dengan cerita ini) tapi kalau melihat kondisinya memang memprihatinkan. Kalaupun dia penipu, buat apa coba menipu di dalam hutan. Nah yang aneh lagi, si tukang parkir yang di pantai sebelah seperti menghindar jika ditanya tentang anak itu, malah balik bertanya. Nah kalau temen-temen main ke sawah ombo jangan lupa untuk berbagi dengan anak ini, baik makanan atau minuman atau baju juga bisa.  Sebenarnya saya masih penasaran dengan apa yang terjadi sebenarnya. Tapi kalaupun informasi lebih dalam digali takutnya saya tambah diamuk massa desa. Mungkin pihak pemerintah setempat atau dinas sosial bisa mencari informasi yang lebih tepat dan mengambil langkah yang lebih baik untuk anak ini ataupun massa depannya.


sawah ombo
karang karang di tepi pantai

sawah ombo
lumayan bisa jadi oleh-oleh 

pantai sawah ombo
kira kira seperti inilah pemandangan di pantainya

pantai sawah ombo
ihi di ujung paling kanan

pantai sawah ombo
emon mencari kayu yang katanya buat selancar

sawah ombo
ini pada ciblon di laut.. sueger tenan 

winona andnindyara
loncat yang tinggi

pantai sawah ombo
ada karang yang besar 

sawah ombo
bersih bersih sampah 

sawah ombo
ambilin sampah daun dan plastik 

winona andnindyara
leren sejenak abis bersih bersih