Lebaran ke Kampung Coklat Blitar

Salah satu budaya Hari raya Idhul Fitri di masyarakat Indonesia adalah mudik. Mudik kemana kalian lebaran kali ini?. Pasti ke berbagai daerah. Tradisi mudik lebaran tentunya tidak lupa dimanfaatkan untuk silaturahmi ke Orang tua, sanak saudara sekaligus jalan-jalan. Apalagi yang liburnya lumayan panjang. Ow ya, sebelumnya Minal Aidzin wal faidzin ya maaf lahir batin kepada teman-teman semua.
Maaf Lahir Batin ya. Kami mau berangkat dulu 

               Saya sih mudik ke Tulungagung. Rumah saya merupakan rumah kakek yang digunakan untuk berkumpul keluarga besar walaupun kakek nenek saya sudah meninggal. Rumahnya berbentuk kuno yang masih berlantai ubin, jadi kesan klasik pun masih ada. Karena yang menghuni keluarga saya ototamatis juga merawat kebersihannya. Mulai dari mengganti sprei di setiap kamar, bersih-bersih total rumah, mengecet tembok, ngepel lantai dan masih banyak lagi ritual lainnya menjelang lebaran. Ketika lebaran pun, dalam satu hari, kami bisa mencuci piring 3x dengan minimal 18 piring makan belum dengan dandang ataupun wajan dan panci yang kotor. Ya itulah spesialnya hari raya, terutama Idul Fitri. Belum lagi sepupu-sepupu saya yang masih kecil banyak. Bisa dipastikan satu toples jajan pecah . Yelahhh..

                Sebenarnya tradisi lebaran keluarga kami adalah makan nasi kuning setelah sholat idhul fitri. Namun kali ini berbeda. Karena kami ( saya dan mama saya) terlanjur capek untuk mempersiapkan acara buka bersama kelurga P.A Arismaduta yang kebetulan bertempat dirumah saya dan tepat malam takbir. Ya beginilah semangat kami masih berkobar yang sudah 8th saya menjadi anggotanya. Kebetulan adek saya juga anggota Arismaduta angkatan ke 18.  Jadi lebaran ini tak ada nasi kuning.

Kalau lebaran biasanya kami juga silaturahmi ke embah-embah. Baru setelah hari raya ketiga kami sekeluarga besar pergi main. Entah itu ke pantai, air terjun atau keluar kota. Kali ini kunjungan kita adalah Kampung Coklat di Kademangan Blitar. Sejujurnya saya tidak tertarik sama sekali. Karena bisa dipastikan tempat  wisata keluarga plus belanja yang crowded banget saat lebaran. Sebenarnya Kampung Coklat adalah suatu rumah pembibitan yang membudidayakan coklat sampai berhasil yang kemudian dirubahlah keseluruhan desain. Seperti  meja kursi di tengah-tengah pohon coklat, tempat belanja coklat serta joglo lesehan diujung belakang area. Untuk informasi mengenahi sejarah kampung Coklat bisa di baca di websitenya. Jadi bukan satu kampung lho ya. Saya rasa sangat menginspirasi sekali, dengan demikian tambahan penghasilan juga akan semakin besar untuk warga sekitar seperti area parkir, ataupun jualan oleh-oleh.

ini suasananya di kampung coklat. ruame banget 


sepupu dan adek saya yang selalu membuat rumah ruamee

foto dulu, cekrek 

lagi ngapain. bek. kok nongkrong. 

Hallo semua. 

eh artinya lupa belum ikut foto, foto dulu la.. 

ini gerbang pakunengratan-nya. hahaha


Hueee.. ada anak hilang. (backgroundnya adalah toko souvenir

mas gantengnya lagi action nih 

banyak ikan ikan yang bisa disentuh. 
Ow ya ngomong-ngomong masalah tiket masuk kemarin Rp. 5000,- per orang. Ada juga pijat refleksi ikan (kaki digigit ikan kecil-kecil) juga Rp. 5000,- per orang. Kalau saya sih sudah biasa dirumah gratis pula. Hehehe. Habis kolam dikuras, kaki dicelupin ke kolam sudah deh banyak ikan yang gigit kaki.  Didalamnya (area kampung coklat) juga banyak dijual macam-macam makanan. Ada yang bentuknya prasmanan yang menjual makanan lokal, ada juga bakso, mie ayam, dawet. Atau jus dan minuman coklat. Saya hanya mencoba bakso dan  coklat mix saja. Ow ya diluar area kampung ccoklat penduduk sekitar juga menjajakan es drop Blitar, blimbing dan nanas. Saya suka nanasnya waktu itu karena besar-besar dan manis dan sudah dikupas tinggal makan. Sebenarnya di Tulungagung nanasnya juga demikian, besar-besar. Tapi lebih mahal sedikit. Beda lagi dengan nanas di Surabaya yang kecil-kecil. Review apa lagi ya?? Ow ya di kampung coklat juga sudah banyak tersedia karpet-karpet untuk mengunjung yang ingin duduk lesehan. Jadi tak perlu repot-repot membawa tikar. Kadang ada live musik juga. Mungkin itu yang bisa saya tuliskan. Jika ada pertanyaan atau ada tambahan temen-temen bisa tulis di komentar dibawah ya. Trimakasih. Maap lahir batin ya.



Crowded banget kan 

saatnya pulang 

lorong masuk kampung coklat

ndak lupa artisnya 
NB : Maaf lagi ya. dokumentasinya hanya sekedar foto keluarga. reporternya lagi ndak bonda apa-apa waktu kesana . maap lahir batin
                

4 komentar: