sudut barat pantai molang |
Dua hari setelah saya dan Ulfa mengunjungi kabupaten Blitar, kali ini waktunya kita mengunjungui wisata alam. Berbekal petujuk arah kecil di perempatan Ngunut, kami melajukan motor lagi kesana.
Satu jam perjalanan ke arah kecamatan Ngunut dari rumah kami, tampak panah kecil bertulisan "PANTAI MOLANG" ke arah selatan tanpa ada penjelasan yang lain. Dan.. Wusss... motor berbelok arah mengikuti panah itu walaupun tak tau kemana kami akan pergi
Satu jam perjalanan ke arah kecamatan Ngunut dari rumah kami, tampak panah kecil bertulisan "PANTAI MOLANG" ke arah selatan tanpa ada penjelasan yang lain. Dan.. Wusss... motor berbelok arah mengikuti panah itu walaupun tak tau kemana kami akan pergi
Jam menunjukkan pukul sepuluh pagi, tapi kali ini cuaca cukup bersahabat dengan kami. Walaupun mendung gelap tampak di ujung barat dan dapat dipastikan wilayah kota Tulungagung sedang hujan deras. Tiba di perempatan panjer, tampak sebuah rombong es yang betulisan "Es koniciwa" dan memang baru kali ini saya menemuinya.
NB:"sebenarnya sekitar satu bulan yan lalu saya menemani ibu saya pergi kedaerah ini. dan es ini hanya ada di daerah ini. Karena sama sekali tidak membawa bekal apapun, kami Mampir sekedar membeli es untuk dibawa ketempat tujuan kami. Ya... es koniciwa terdiri dari jeli-jeli beraneka bentuk, buah melon, ditambah srup rasa melon, anggur, jeruk dan susu. Mmm.. Sedapnya.. Apalagi kalau dinimati ditepi pantai nanti.
sambil nenunggu es dibungkus, kami bertanya arah ke pantai molang. Dan untung saja, seorang pembeli tinggal di dekat pantai itu.
Kami dipandu kesana. setelah melewati desa-desa, Kami memasukki kawasan hutan yang rimbun dan jalannya aik turun. namanya "Luk Songo". Disebut luk songo karena tinggkungannnya berjumlah sembilan. Kawasan pantai selatan dibentengi oleh bukit pegunungan kidul yang terbentang dari Jawa Barat hingga Jawa Timur. Jadi kalau kita pingin ke pantai, pasti melewati pegunungan dulu. Parahnya lagi, pantai yang akan kita kunjungi ini belum sama sekali dijamah. Awal-awalnya, jalan masih nampak mulus,, beraspal,, naik turun. Namun ketika di tengah perjalanan, jalan berubah menjadi roller coster beneran yang mungkin menyangkut nyawa kita tanpa ada pelindung beltseat.
HIiaaa.... jalan makadam batu yang turun dengan kemiringan 50 derajat. Sontak kami berteriak layaknya sedang naik roller coster beneran. Setelah turun derastis, jalan langsung disambung dengan tanjakan parah 45derajat dan harus menggas motor sekenceng-kencengnya kalau nggak ingin turun lagi.. Jalan masih tampak sama selama 10km. makadam berbatu, naik dan turun...
Mbll..mbbllll..mbblll.. mungkin kayak gitu suara yang keluar dari biibir kami melintasai jalan berbatu-batu tersebut.
Sampai dikampung terakhir, kami bertanya pada seorang penduduk kemana arah pantai Molang.
Dan kami diarahkan pada jalan makadam yang lebih sempit lagi, lebih extrim lagi.
Dan AAaaaa..... wusshhhhhh.. motor meluncur. melewati tanah berbatu dan becek itu..
kalau lalai saja. pasti kita udah..
Dan.. Allhamdulillah.. Setelah badai, pasti ada pelangi.. di ujung jalan nampak biru luas.. pantai selatan.
NB:"sebenarnya sekitar satu bulan yan lalu saya menemani ibu saya pergi kedaerah ini. dan es ini hanya ada di daerah ini. Karena sama sekali tidak membawa bekal apapun, kami Mampir sekedar membeli es untuk dibawa ketempat tujuan kami. Ya... es koniciwa terdiri dari jeli-jeli beraneka bentuk, buah melon, ditambah srup rasa melon, anggur, jeruk dan susu. Mmm.. Sedapnya.. Apalagi kalau dinimati ditepi pantai nanti.
sambil nenunggu es dibungkus, kami bertanya arah ke pantai molang. Dan untung saja, seorang pembeli tinggal di dekat pantai itu.
Kami dipandu kesana. setelah melewati desa-desa, Kami memasukki kawasan hutan yang rimbun dan jalannya aik turun. namanya "Luk Songo". Disebut luk songo karena tinggkungannnya berjumlah sembilan. Kawasan pantai selatan dibentengi oleh bukit pegunungan kidul yang terbentang dari Jawa Barat hingga Jawa Timur. Jadi kalau kita pingin ke pantai, pasti melewati pegunungan dulu. Parahnya lagi, pantai yang akan kita kunjungi ini belum sama sekali dijamah. Awal-awalnya, jalan masih nampak mulus,, beraspal,, naik turun. Namun ketika di tengah perjalanan, jalan berubah menjadi roller coster beneran yang mungkin menyangkut nyawa kita tanpa ada pelindung beltseat.
HIiaaa.... jalan makadam batu yang turun dengan kemiringan 50 derajat. Sontak kami berteriak layaknya sedang naik roller coster beneran. Setelah turun derastis, jalan langsung disambung dengan tanjakan parah 45derajat dan harus menggas motor sekenceng-kencengnya kalau nggak ingin turun lagi.. Jalan masih tampak sama selama 10km. makadam berbatu, naik dan turun...
Mbll..mbbllll..mbblll.. mungkin kayak gitu suara yang keluar dari biibir kami melintasai jalan berbatu-batu tersebut.
Sampai dikampung terakhir, kami bertanya pada seorang penduduk kemana arah pantai Molang.
Dan kami diarahkan pada jalan makadam yang lebih sempit lagi, lebih extrim lagi.
Dan AAaaaa..... wusshhhhhh.. motor meluncur. melewati tanah berbatu dan becek itu..
kalau lalai saja. pasti kita udah..
Dan.. Allhamdulillah.. Setelah badai, pasti ada pelangi.. di ujung jalan nampak biru luas.. pantai selatan.
sudut timur pantai molang |
dihiasi karang-karang |
Keren.. Asik ceritanya..
BalasHapusMoga bisa kesana minggu ini dan cuaca mendukung
BalasHapus@traveler
iya kakak.. :). terimakasih telah mengunjungi.
semoga kalau ada waktu mampir ya.. :)
Beach please, Ngiler saya. Ikan GT bisa dipacncing dari pasiran. Sesudah Ujian skripsi siap2 alat tempur bwat nangkep tuh ikan. Jarak gk masalah, 40km dari trenggalek
BalasHapuswah ditunggu mainnya nih bang..:) salam traveling
Hapus