BAB I : PERSONALITAS




“Man arofa nafsahu faarofa robbahu.” 
~ kenali dirimu, maka akan mengenal Tuhanmu



Saya mengenal seorang gadis yang sedang tumbuh menjadi wanita dewasa. Mungkin usianya sekitar 20th yang saya tidak tahu tepatnya berapa. Dia berasal dari suatu daerah kecil di salah satu pulau yang paling fenomenal di dunia. Banyak orang bilang kalau dia berasal dari desa. Terserah itu kata orang. Ia pun juga tak pernah memperdulikannya. Mungkin begitupun juga saya.
[“Coba bandingkan dengan orang-orang yang hidup di kota yang selalu dikelilingi kebisingan, gaya hidup glamour, harga yang selangit, yang kadang kala iri dan dengki dan kadang saling menjatuhkan menjadi fenomena bisa. Atau bahkan saya sangat miris ketika tingkat kesenjangan yang begitu luar biasa dilihat. Apakah itu yang dinamakan bahagia? mereka sebenarnya kadang juga menginginkan kehidupan damai di desa yang kita bisa menghirup udara pagi tanpa kontaminasi polusi secara gratis tanpa bensin habis.”]

                Setahu saya ia orangnya periang. Tapi mungkin adakalanya ia tampak badmood yang mungkin jelas terbaca pada setiap orang yang mungkin ia temui. Tapi dia berusaha tidak melakukannya karena takut menyakiti hati. Tapi kadang kala tanpa dia sadari perkataan yang muncul dari bibirnya pedas ketika mengkritisi. Katanya sih itu bukan maksud untuk menyakiti hanya saja keluar dari mulutnya.
                [“saya tidak memiliki bakat apa-apa yang mampu menunjukan siap diri saya sebenarnya. Wajah biasa, otak pas-pasan. Kalaupun kalian lihat apa yang saya dapatkan saat ini. Jujur. Bukan saya yang melakukannya. Itu semua adalah pemberian dari Yang Maha Mengendalikan dan itu semua sudah disekenario oleh Maha Yang Membuat Peristiwa. Saya hanyalah salah satu makhluk -Nya yang sedang menjalankan peran yang sedang saya jalankan sekarang. Kalaupun dalam suatu perjalanan saya bisa beribadah dengan membuat orang bahagia dan mendapatkan petunjuk. Alhamdulillah saya sangat bersyukur diberikan peran itu. Karena pada dasarnya manusia diciptakan adalah untuk menjadi kholifah di bumi yang saat ini saya sedang mencari maknanya dan perannya. Salah satunya mungkin membuat orang lain merasa aman dilindungi dan tenang.  Ya walaupun peran itu hanya sesaat.”]

Ada yang bilang kalau tatapan matanya kadang menakutkan saking tajamnya. Pernah suatu ketika dia melihat kedua alisnya yang begitu tebal dan sempat berfikir “mungkin karena alis ini” dia tampak jahat. Dan sering kali dia pantas mendapatkan peran antagonis. Tapi ternyata dia mensyukuri tentang pemberian alis itu dari Yang Maha Pemberi. Berkat Alis itu ia tak perlu mengikuti trend alis tebal di dunia fashion saat ini da tumbuh secara alami.
                Kalau ditanya siapa dia. Mungkin ada banyak jawaban yang akan ia jelaskan. Dia sebagai perempuan yang sedang mencari makna, dia sebagai manusia yang hidup di bumi, dia sebagai salah satu makhluk yang di ciptakan oleh Yang Maha pencipta untuk mengetahui siapa dirinya sebenarnya.
                Setahu saya dia memiliki pemikiran visioner kedepan. Dia memiliki rencana-rencana tentang kehidupannya ke depan dan akan akan berusaha untuk mewujudkannya. Dan setidaknya memang berhasil dalam beberapa periode yang tentunya dia sadar jika itu semua memang keajaiban dari Yang Maha Memberi Keajaiban. Mungkin jika saya bertanya tentang dia bagaimana kamu bisa sampai seperti sekarang.
                 [“Saya tidak tahu darimana saya bisa mendapatkan tentang apa yang saat ini saya dapatkan. Kalian bisa melihatnya sendiri bagaimana saya sekarang. Ya walaupun belum bisa dikatakan sukses secara finanasial maupun inteklektual atau malah cenderung berantakan tapi saya sangat bersyukur tentang apa yang saya dapatkan sekarang. Semua itu sudah diatur oleh Yang Maha Pengatur. Kalian tak usah risaukan. Yang perlu dilakukan adalah lakukan apa yang ingin kalian lakukan dengan sepenuh hati. Walaupun kesulitan, tangis, itu adalah hal yang selalu menemani. Ingat bahwa didalam kesulitan itu ada jalan keluar. Badai pasti berlalu namun hari yang cerah pasti juga akan berlalu. Yang perlu kita ingat adalah terus mengingat bahwa didalam kesulitan itulah kita moment dimana kita sangat sadar akan pertolongan yang Maha Kuasa. Saya sangat bersyukur ketika saya ditempatkan dalam situasi yang begitu sulit. Apapun itu, karena setelah itu saya pasti sadar ada manfaat lain yang bisa saya ambil pelajaran daripadanya. Namun ketika saya berada dalam hal-hal yang sangat menyenangkan saya sangat ketakutan jika saya sampai lalai dengannya.”]

Di usianya yang sangat produktif dan melihat teman-teman yang sedang gencar-gencarnya memburu karier ,cita dan cinta, dia terlihat tenang menghadapinya walaupun masa depannya  masih abu-abu. Dia terlihat seolah tidak tertarik dengan hal seperti itu. Seperti dia memiliki dunia sendiri yang tidak dimengerti oleh orang lain. Berbicara soal pekerjaan, sepertinya hanyalah mampu untuk menghidupinya sendiri tak lebih dari itu. Namun sepertinya dia sangat bersyukur tentang apa yang dia dapatkan sekarang.
                [“Pepatah Jawa mengatakan urip mung mapir ngombe. Dene kowe urip diparingi peran cedek karo bondo dunyo. Yo disyukuri. Nanging kudu eling kui mung alat kanggo cedhak marang Gusti. Ora entuk lali. Lalu apakah saya perlu mengejar harta dunia ini jika semuanya nanti akan ditinggalkan disini. Keinginan sih tentu ada, namanya juga manusia tapi itu tidak masuk dalam hati saya. Tergantung manusianya mengendalikan tentang nafsu itu. Saya mengingat bahwa itu semunya hanyalah alat untuk membantu kita mencari dan mendekatkan diri pada Sang Illahi. Hanya itu. Apalagi saya semakin miris sekarang yang dimana manusia berlomba-lomba untuk mengumpulkan yang bagian dari ambisi dunia. Secara logika saja sudah bisa dijelaskan bahwa getaran partikel pada benda dunia belum bisa masuk dalam getaran dan frekuensi cahaya. Dan yang itulah yang sebenarnya kita cari. Manusia berjalan di bumi ini hakikatnya untuk mencari yang jawabannya akan didapatkan oleh sebab akibat waktu. Itupun saya juga sedang mencari dan berjalan dalam waktuku sendiri. kalian juga akan berjalan pada waktu kalian sendiri. Yang sama-sama kita dipertemukan untuk mencari jawaban dari pencarian kita ini. ”]

--> bersambung di BAB II : Pencarian 

0 komentar:

Posting Komentar