lanjutan Backpacker ke Dieng Plateau, pengalaman yang sungguh luar biasa. (Dieng part 2)



telaga Cebong, Sikunir, Dieng
Telaga Cebong, di komplek Sikunir, Pemandangan di depan tenda
Untuk part 1-nya bisaklik ini.. Dieng Part 1( hari 1 )
Lanjutan cerita saya mulai dari hari pertama malam, dimana kami selesai makan mie ongklok yang bikin eneg itu.. (jadi biar nyambung ceritanya kalian harus baca part 1). Setelah main poker sambil makan mie ongklok sekitar pukul 19.00 kami mulai melajutkan trip untuk nge-camp di Sikunir. Jarak antara Sikunir dan pusat Dieng ternyata cukup lumayan jauh. Itupun  beberapa jalan yang kami lalui gelap tanpa penerangan, belum lagi jalannya yang berbatu bergeronjal sampai kunci motor si Nita jatuh entah dimana. Kami pun juga baru sadar setibanya di Sikunir. Setelah sedikitnya panik karena kunci motor hilang, dan setelah tenda berdiri. Saya menemani Nita menelusuri kembali jalan yang kami lalui.. syukur-syukur kunci bisa ketemu. Tapi hasilnya zonk. Sejujurnya sewaktu saya menemani Nita, saya takut juga. Bagaimana tidak, udah malam hari, cuma cewek berdua, jalan yang kadang gelap tanpa penerangan, saya yang nyetir di depan. Takutnya jika tiba-tiba saya melihat mbak kunti lagi dipinggir jalan.. Hiiiiii… Dan akhirnya, karena kunci tidak ketemu, kami di bantu mas-mas penjaga Sikunir buat bongkar si motor. Alhamdulillah, dengan bantuan kawat dan  diotak-atik sedikit motor bisa jalan.. horee.. besok bisa pulang.. 
Sekitar pukul 04.00 hari jumat, suasana diluar tenda sudah pada berisik, saya jadi ndak bisa tidur. Udah dinginnya minta ampun pake berisik lagi. Saya sih niatnya ndak mengejar sunrise di Sikunir. Mending mlungker di tenda aja.  Tapi setelah saya kepaksa harus bangun karena mules, akhirnya saya memutuskan untuk ikut naik ke bukit Sikunir, walau dengan wajah yang seperti kaku membeku. Untuk naik sampai diatas dibukit sikunir kurang lebih tiga puluh menit. Itupun  kalau sangat-sangat lemot sekali. Jalannya cukup lumayan enak, dibuat tangga berudak. Tapi saya paling males kalau jalannya tangga, karena lebih terasa capeknya dari pada jalan setapak. Kalau tidak salah dari atas bikut sikunir kita bisa melihat gunung Prau, gunung Sindoro, dan beberapa puncak-puncak tertinggi di Jawa Tengah. Memang, bukit Sikunir ini termasuk spot penting Dieng karena menyajikan pemandangan spektakuler untuk sunrisenya. Ohh ya, untuk tiket masuk di Sikunir dikenai tariff  Rp 10.000 untuk kunjungan ke Bukit Sikunir, Telaga Cebong, dan Curug Sikarim. Sayangnya kami tak baca tiket kalau ada curug Sikarim. Tau  begitu kami pasti pergi kesana. Turun dari bukit Sikunir,, banyak penduduk sekitar menjual kentang rebus yang dimasak kecap yang enak. Awalnya, saya kira bulat-bulat kecil itu telur puyuh, tapi ternyata kentang. Sumprit rasanya enak apa lagi dimakan dengan tempe goreng yang hangat. Mantab. Mungkin juga karena kami sudah lapar. 

telaga Cebong, Sikunir, Dieng
sunrise di puncak Sikunir. pemandangan yang spektakuler

telaga Cebong, Sikunir, Dieng
Isna menikmati sunrise,

telaga Cebong, Sikunir, Dieng
anget rasanya kena matahari pagi setelah kedinginan



telaga Cebong, Sikunir, Dieng
foto atas ke bawah. buka mata yang lebar Nun,, hihihi

ndak  lupa dunk penulisnya, background gunung sindoro

telaga Cebong, Sikunir, Dieng
foto bareng lagi lah, walaupun wajah saya masih terasa kaku

telaga Cebong, Sikunir, Dieng
ni anak ngapain ya,, beranten jangan di jalan dunk, kurang lebih medannnya seperti ini lah
Sampai di tenda, kami membuat sarapan pagi. Separonya,  memang kami masih lapar dari naik bukit Sikunir. Sarapannya sih memang mie instans, tapi yang bikin wow itu adalah pemandangan di depan tenda kami. Telaga cebong yang masih asri dengan langit yang biru cerah. Kapan lagi coba dapet pemandanganan seperti ini. Kalau malam hari, bintang-bingtang terlihat sangat cantik di telaga cebong. Telaga ini juga merupakan spot untuk nge-camp para pengunjung. Fasilitas toilet juga  lengkap. So, untuk yang pingin camping cantik, gag pake ribet dengan konsep nuansa alam yang indah, Saya merokemendasikan komplek Sikunir oke. 
menikmati kentang rebus dan gorengan anget-anget enak.. (karena laper mungkin)
kurang lebih pemandangannya seperti inilah.. telaga Cebong

telaga Cebong, Sikunir, Dieng
pemandangan di depan tenda

ini tenda kita, mau bikin sarapan nih ceritanya

telaga Cebong, Sikunir, Dieng
lho,, rame kan ternyata, banyak tetangga juga

Setelah sarapan dan main poker yang saya hanya kalah satu kali,, wkwkwkw.. kami memutuskan untuk segera berkemas dan melanjutkan ke spot berikutnya. Spot berikutnya adalah telaga Dringo yang konon katanya mirip ranu kumbolo. Karena bukan termasuk spot yang sering dikunjungi wisatawan, akses untuk ke telaga ini cukup sulit. Itupun kami juga pake salah jalan. Singkat cerita, kami belum sempat sampai ditelaga, kami memutuskan  putar balik di tengah jalan karena jalannya memang parah sulitnya. Apalagi untuk kami berempat yang cewek semua.. maaap ya. Selain itu kami juga harus mengejar waktu demi balik ke Surabaya sebelum yudisium besok (yang ternyata ditiadakan). 
putus asa gag nyampe telaga Dringo.. mungkin suatu saat nanti kalau main lagi ke Dieng. kapan??

                Karena dompet sudah sangat menipis juga, kami jadinya tak sempat membeli oleh-oleh (yang banyak). Saya aja hanya membeli manisan carica yang memang dari kemarin saya penasaran. Ternyata carica adalah sejenis papaya yang buahnya kecil (seukuran apel) yang konon katanya hanya tumbuh di daerah Dieng. Berbeda dari pohon papaya umumnya, satu ppohon carica ini memiliki banyak cabang, bisa sampai enam cabang dalam satu pohon. Saking banyaknya buah ini disana, dibuatlah manisan yang menjadi oleh-oleh khas Wonosobo. Dan sepertinya industri ini termasuk indutri rumahan atau dijalankan oleh UKM. Rasanya sih mirip manisan papaya yang berkuah, cuman menurut saya tekstur daging manisannya lebih alot jika dibandingkan papaya. Haduh jadi pingin beli lagi… 
pohon carica, ya saudaralah sama pohon pepaya


salah satu kemasan manisan Carica.. pingin nyoba.. beli sendiri ya.

                Pulangnya kami mampir di Jogja, lebih tepatnya rumah mbaknya Nita, sekaligus mau nunut makan. Wkwkwkw. Trimakasih banyak  ya Nit. Oh ya..,, untuk pengeluaran trip kita kali ini kira-kira seperti ini lah. Bus SBY-Jogja Rp 51.000. Bus Jogja- Magelang Rp 15.000. Bus Magelang-Wonosobo Rp 25.000. Bus Wonosobo-Dieng  Rp 25.000. untuk menyewa motor 24jam Rp 150.000, jadi total untuk transportasi pulang pergi saja masing masing anak kena Rp 307.000,- belum dengan tiket masuk area wisata dan makan. So,, kalau mau ke Dieng dari Surabaya paling tidak persiapkan Uang Rp 500.000,- lah.. Hahaha.. oke selamat ngetrip ke Dieng ya, dan jumpa lagi di Trip berikutnya. Oh iya. Ketepatan bulan Agustus juga selamat ulang tahun INDONESIA Tercinta. Dirgahayu ke 71. Semoga Negriku makin indah jaya..

Dieng
pemandangan sewaktu perjalanan pulang. ini diatas ketinggian 2000 mdpl lho

Dieng
ya kurang lebih jalannya seperti ini lah 

Dieng
atau juga bisa seperti ini

Dieng
atau sambil naik bis seperti ini

see you next Trip ya.. Trimaksih banyak

untuk part 1 nya bisakunjungi ini.. Dieng Part 1( hari 1 )

11 komentar: