Sepaket Cerita dari Kota Kecil, Hutan Mangruve Cengkrong dan Pantai Damas





beauty of together. with sand, beach and friend
 Selamat  datang 2015. Happy new year.  Semoga tahun ini kita tambah semakin sukses, dipermudah segala urusan, apa yang diinginkan bisa didapatkan. Didekatkan dengan apa yang dicita-citakan, semakin banyak rejekinya dan naik derajatnya. Aminn…
Mengawali tahun 2015 ini. Tepat tanggal 2 Januari kemarin saya kembali lagi menjelajahi kota tetangga untuk melirik eksotika pantainya. Tepatnya di Kabupaten Trenggalek, jawa timur.
Selain pantai pasir putih-prigi, Kabupaten trenggalek masih memiliki banyak pantai yang  cukup seru untuk dijelajahi dengan ombaknya yang tenang. Salah satu yang sedang booming saat ini adalah wisata mangrove cengkrong dan Pantai Damas.  
Berangkat pukul 09.00 dari kota saya tercinta, saya, ulfa, tutut, risa, dan rere melajukan sepeda motor menuju Watulimo, Treggalek.
Memasuki perbatasan kabupaten, tepatnya memasuki kecamatan watulimo, jalan berubah menjadi naik turun karena pada umumnya pantai selatan dibatasi perbukitan.  Dikiri kanan jalan mudah sekali dijumpai penjual salak pondoh yang harganya relative murah. Satu kilo salak  dibandrol lima ribu rupiah. Karena memang salah satu hasil pertanian disana adalah salak. Kalau musim durian pun akan banyak durian diobral dipingir jalan.  Huehhh.. 

tampilan dari pantai cengkrong
Kurang tiga puluh menit kami berkendara,  naik turun, tikung kanan tikung kiri, sampailah kami dipertigaan yang menunjukan arah ke pantai Damas. Barulah kami belok kanan mengikuti petunjuk tersebut.
Sebelumnya sih saya sudah pernah kesana, tapi mungkin rute saya dari  pantai prigi, Jadi akan lebih jauh lagi. 

sampai di pantai cengkrong tak lupa foto dulu

dari sisi lain di cengkrong.
Pantai yang pertama kami kunjungi adalah Cengkrong.  Tak usah sulit-sulit untuk menemukan pantai ini. Setelah  keluar dari gang kecil pertigaan tadi, kita akan menemukan jalan besar yang mulus.  Nah, barulah kami belok kekanan.  Dan  sepenjang jalan itu, tepatnya disisi kiri akan tampak pantai cengkrong yang banyak ditumbuhi pohon kelapa. 

beauty of cengkrong. ada satu prahu lagi parkir di tepi.
Ya, pantainya biasanya sih, pasirnya coklat tapi lembut. Ombaknya juga tenang, kalaupun jalan ketengah sepuluh meter dari bibir pantai juga masih dangkal, masih Sepi pula. Mungkin kala itu hari jumat, kami tidak ditarik “retribusi”.  Tapi sayangnya sampahnya sedikit bertebaran, Walaupun sebenarnya sampah daun atau kayu. Tapi cukup lumayan untuk menambah referensi travelling. Hehehe. 

woy.. loncat-loncat aja. gua capek yang fotoin terus. gantian dunk
ayo.. ombak tangkap mbak risa sama mbak tutut.
Usai foto-foto di Cengkrong (usai nunggu mas rere sholat jumat juga). Kami melanjutkan langkah ke wisata mangrove. Letaknya 50m kebarat dari pantai Cengkrong.  
Karena tepatnya didaerah kecil yang masih tradisional, tampilan pertama wisata ini adalah tempat parkir yang masih menggunakan lahan milik penduduk, beberapa bambu sebagai pembatasnya dan beberapa tempat duduk dari rangkai kayu dan bambu. Tapi itu yang saya suka dari tradisionalme orang desa yang masih ramah serta tak sok modern.  

pemandangan mangruvenya seperti ini lah

Apa saja yang ditawarkan Di mangrove trenggalek?? Pada dasarnya hampir sama diseluruh hutan mangrove di Indonesia. Jalan buatan yang terbuat dari kayu disusun rapi membelah hutan mangrove. Beberapa rumah-rumah pondok kecil juga dibangun diujung jalan untuk sekedar berteduh. Tanaman mangrovenya juga belum tinggi jadi masih sangat panas.  Nah… Memasuki kawasan mangrove pukul 13.00 yang tepat sekali untuk membakar kepala kami.  Duh rasanya…  
                Dipertengangan jalur mangrove tersebut, akan dijumpai jembatan kayu serta beberapa prahu kecil yang disewakan untuk berkeliling  mangrove via prahu.  Harga yang ditawarkan pun juga murah saya rasa. Hanya  Rp 10.000/orang untuk sekali mengitari mangrove sampai  ke laut lepas dan sekitar 30 menit sekali jalan. Ya pastilah tak saya sia-siakan buat mencoba.  

nih, prahu yang buat muter-muter lagi parkir
                saya, mbak tutut, mbak Risa, mbak ulfa, dan mas rere semangat  sekali untuk mencoba. Saking semangatnya kami boro-boro naik diatas perahu yang didermagakan ditepi sungai mangruve. Tapi… kata tukang perahunya, kita kan jalan kalau sudah ada sepuluh orang yang naik. Sampai  duapuluh menit menunggu, masih belum juga memenuhi sepuluh orang. Jiah.. Bahkan mulut saya sudah clometan kesana kemarin  nawarin  pengunjung yang mau join buat naik prahu.  Duh…
                Dan akhirnya, entah berantah orang dari mana rombongan ibu-ibu dan bapak-bapak datang menyelamatkan kami dari kebooringan menunggu penumpang. Trimakasih oh Tuhan..  dan meluncurlah kami dengan perahu bercadik itu. Bummbum… 

jejeran perahu sedang parkir, view dari atas prahu

untung ajak kagag kecemplung.

                Usai muter-muter dari mangrove kami berencana melanjutkan rute kami ke pantai damas karena sangat disayangkan jika tidak sekalian kesana. Jarak pantai damas dari cengkrong sekitar satu kilometer melintasi bukit.  Rutenya pun, kami tinggal mengikuti jalan besar mulus tadi. Kami juga melewati jembatan besar yang seperti bagus buat foto-foto. Nah..  ditengah-tengah perjalanan kami yang mulus tadi, tiba-tiba kami dikejutkan dengan medah berubah menjadi jalanan makadan yang batunya sedogol-dogol. Duh..
                Tapi itu hanya sesaat karena lima ratus meter didepan jalan akan beraspal kembali sampai kita tiba dipantai Damas. 

narsis dulu mumpung diatas prahu
                Ada apa ya di Pantai Damas???
Ya seperti biasa, namanya pantai pasti ada ombak, pasir pantai, laut. Pantai ini memiliki pasir berwarna  putih kecoklatan yang halus. Ombaknya lebih besar daripada pantai cengkrong. Mungkin karena sudah sore sehingga airnya lebih pasang.  Warna air pantainya hijau kecoklatan. Dikanan kirinya dihimpit bukit-bukit yang masih rimbun ditumbuhi pohon. Untuk saat ini sih, belum tahu kemudian hari. Beberapa perahu nelayan tampak berlabuh ditepi serta beberapa penduduk asyik mandi dipantai, ow ya lumayan sepi sih, mungkin juga karena sudah sore.  

beauty of damas beach
Mmm.. untuk retribusinya Alhamdulillah kita dapat gratis karena mungkin juga sudah sore. Hehe.. Yah sayangnya saya tidak menyempatkan mandi dipantai,  Padahal sepertinya asyik deh kalau bisa ciblon.. hiks..
tak ada ciblon,  main herry puteran pake pelepah kelapa.
(at damas beach)

walah,, mbak risa sama mbak tutut juga mau terbang nih.. salam ya buat hery muter
(at damas beach)
 
Special thank to: 

Mbak Tutut

Mbak Ulfa

Mbak Risa

Mas Rere

Dan kami Berlima

2 komentar: