 |
Tugu Monas |
Saya bingung akan nulis dari mana dulu. Lumayan lama sih, dari
bulan juni sampai saat ini Agustus saya belum sempat meng-update cerita di blog.
Katakanlah tidak traveling, ya memang
saya tidak kemana-mana. Apalagi sekarang saya sedang melakukan kerja praktek di
Jakarta.
Ada sih tempat
yang seharusnya kemarin saya posting. Namanya Tlogo warna. Tempatnya, ya, masih
seklutek di Tulungagung. Tapi karena belum ada waktu untuk nulis dan kebetulan
juga laptop saya lagi hang-blang yang membuat saya pusing tujuh keliling bahkan
marah-marah sama tukang servisnya, mood saya menulispun juga sangat buruk.
Mungkin lain waktu akan saya posting tempat tersebut.
Ngomong-ngomong
soal Jakarta nih, ibukota Indonesia, yang memang kebetulan pertama kalinya saya
kesana (duh ndesonya) membuat saya bingung kayak orang hilang. Maklumlah
pertama kalinya saya pergi dan sendiri pula. Berangkat dari Surabaya dengan
keret ekonomi malam karena kehabisan tiket, sampai di Jakarta pukul Sembilan
pagi dan pindah KRL sampai di stasiun jati Negara. Oon-nya saya salah masuk KRL.
Haduh. Sudah belum mandi, rambut berantakan dan bawa bangkelan banyak, pas
semuanya kayak orang minggat. Untungnya ada
teman saya Ainun yang mengarahkan dan menjemput. Thank a lot Ainun.
 |
bunderan HI |
Pertama
kalinya menginjak Jakarta, apa ya kesan saya??? Bersih?? Ndak juga, sama kayak surabaya. Mancet??
Haduh lebih parah dari Surabaya. Transportasi?? Okelah. Banyak busway,
KRL, ataupun bus city guide yang bisa
bawa keliling Jakarta. Panas?? Alhamdulillah tidak sepanas Surabaya. Mahal??
Iya, benar-benar saya akui. Kalau dibandingkan Surabaya lima belas ribu sudah
dapat dua posri disini cuma dapat satu porsi Ampun. Makanan?? Banyak yang ndak
cocok dan beda banget dengan makanan jawa timuran. Ada yang enak sih bubur ayam
di deket kosan di daerah juanda saya akui enak. (ups maap ya kalau ada anak Jakarta yang
lagi baca maklum saya kan dari desa. hehehe).
 |
diorma di dalam Monas |
 |
Ruang bawah monas |
Udah
keliling mana nih di Jakarta?? Haduh belum kemana-mana nih kak. Pertama saya
masih empat hari disini. Kedua saya mengirit pengeluaran. Maklumlah uang jajan
menipis. Kemarin minggu sih ke Monas. Katanya ke Jakarta belum afdol kalau
belum ke Monas. Ya, paling tidak ada
satu fotolah yang membuat resmi keberadaan saya. Hahaha. (ngomong apa juga
saya). Untungnya si Ainun masih belum selesai KPnya jadi paling tidak masih ada
yang menemani dan penunjuk jalan.
Setiap
kota tentunya mempunyai ikon yang beda dan sepertinya tak jauh-jauh dari yang
namanya Tugu. Seperti di Surabaya ada tugu Pahlawan. Di Jogja ada Tugu Jogja
dan di Jakarta yang paling terkenal seantero dunia, Tugu monas. Monas ini
berada di jantung kota Jakarta. Luasnya delapan puluh hektar. Merupakan taman
terbesar kota dan sebagai tempat rekreasi terdekat masyarakat metropolis
Jakarta yang murah meriah. Disekitarnya terdapat gedung-gedung penting
pemerintahan dan dekat dengan masjid istiqlal. Didalam area monas ditanami pohon-pohon dan rumput, dan beberapa
area berpaving. Untuk masuk kedalam tugu kita harus melewati lorong bawah tanah
dan membayar 5000 sebagai tiket masuk. Area didalam monas (di dalam
tugunya) ditampilkan diorama – diorama
perjuangan bangsa Indonesia dari jaman perlawanan daerah sampai kemerdekaan.
Menurut saya mirip seperti museum tugu pahlawan. Namun yang ini lebih besar.
Bedanyanya disini lebih rame bahkan tak sedikit para pengunjung yang tiduran di
lantai tanpa alas. Duh apa ndak dingin tuh.
Naik ke lantai berikutnya merupakan jalan ke cawan ataupun ke puncak
monas. Untuk menuju ke puncak, kita
harus memakai lift yang bermuatan sebelas orang. Hati-hati karena banyak calo
Apalagi kalau bukan orang asli Jakarta. Kemarin saja saya dan Ainun dipalak 10
ribu perorang yang katanya buat ini itu. Duh.
 |
pemandangan dari puncak monas |
Dari atas puncak pemandangannya gedung- gedung
bertingkat. Nampak juga laut dan
kepulauan seribu yang gambarnya kabur.
Bagus sih. Tapi kalau saya sih lebih tertarik naik keatas gunung karena
pemandangannya lebih bagus. Dan kebetulan saat itu terjadi kebakaran disalah
satu gedung yang tampak. Puh asap hitamnya membumbung keatas.
Pulang
dari monas kami mencoba naik bus citytour
yang bertingkat dua. Hihihi. Kami
melewati kawasan buderan HI dan turun di pasar baru. Seru sih tapi sayang kurang lama.
 |
makasih ainun |
Special thanks to: Ainun nadiroh
0 komentar:
Posting Komentar