Mmm.. yang saat ini jomblo, yang
sabar ya. Apalagi yang sering jadi obat nyamuk seperti saya. (ngenes…)
Ya seperti itulah jomblo. Kadang kamu
memang free, jalan sama siapa saja oke. Tapi ketika ngumpul sama orang-orang
yang gandeng sama pasangan mereka atau gebetan mereka, rasanya tuh,, jleebbb…
Sekitar tiga minggu yang lalu,
saya baru saja pulang dari Gunung Arjuna, eh, kopkopan denk. Saya diajak mbak ayuk (yang edisi penanggungan kemarin)
bersama anak-anak mapala Univ Hang Tuah. Kami berangkat malam, sekitar pukul delapan mulai
berjalan. Saat itu delapan orang yang berangkat dengan tiga cewek, saya, mbak
ayuk, sama satu lagi anak hang tuah (lupa namanya). Kami berangkat lewat jalur tretes. Sial,
padahal dulu saya sudah kapok lewat jalur ini. Lha ini, kok ya, lewat sini
lagi.
Sebelum berangkat, duh rasanya
iri banget. Dua cewek diatas tak membawa tas sama sekali, apa lagi carier, lebih
parah lagi mereka dibawakan semuanya dan tinggal jalan doank. Anjrit. Satu-satu
yang bawa tas adalah saya, yah walaupun isinya barang-barang saya sih. Tapi kan
yo.. kapan saya di bawakan tas.
Diperjalanan, langkah-demi
langkah mulai terseleksi yang hasilnya bisa dipastika tiga cewek pasti diakhir.
Saya, mbak ayuk, dan mbak itu. Tapi…. Mereka masih ditemani sama pasangannya,
kecuali saya. Jlebb..
Apa lagi suasananya semakin
keatas semakin romantis. Kerlip bintang diatas langit dan lampu kota. So sweet.
Lebih so sweet lagi jika di temani pasangan. Hiks… saya Cuma bisa ngiri kapan
ketemu orang itu.
Nah sampai pukul tiga pagi, kami
tiba di kop-kopan. Rame banget suasananya. Beda 180 derajad dari sebelumnya
saya kesana. Mungkin karena tanggal merah ganda, jadi banyak yang mendaki.
ramenya kopkopan di tanggal merah dobble |
Tapi saya rasa acara main kali ini cukup lumayan seru. Bagaimana tidak, tenda
udah didirikan, makanan udah dimasakin. Datang tinggal tidur (makasih ya,
mas-masnya).
Rencananya sih, kami akan
melanjutkan kearah puncak arjuno esoknya. Tapi mengingat masih delapan jam lagi
atau bahkan lebih kami harus jalan, Duh rasanya.
Yang akhirnya seharian penuh kami habiskan di kopkopan.
ini dia waktu nongkrong bareng |
Esoknya, ketika perjalanan
pulang, saya memiilih jalur beda dari jalur umumnya. Ampun rasanya kalau
medannya batu. Apalagi mudah ngglundung. Karena saya sudah jatuh tiga kali, dan
sakitnya tuh, lumayan. Medan yang saya ambil masuk ke hutan. Itupun juga saya
ngikut mas-mas hang tuah sama pacarnya. (secara tidak langsung saya jadi obat
nyamuk lagi). Haduh dan ternyata medannya, hiks, diluar harapan saya. Sudah becek,
licin, berduri, nyasar, pake ditinggal lagi. Duh.. duh… komplit dah. Pulangnya saya
dapat kenag-kenang bekas gigitan lintah yang sampe sekarang belum hilang bekasnya.
ini dia. temen-temen dari hang tuah, makasih ya kakak |